Kendari (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara menyiapkan program pelatihan tenun kepada siswa SMK untuk melestarikan budaya yang ada di daerah itu.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra Yusmin, di Kendari, Rabu, mengatakan program tersebut dibuat sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian kebudayaan di Sulawesi Tenggara (Sultra) khususnya cara menenun sekaligus menjalankan program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
"Yang akan diajarkan itu adalah cara menenun tetapi juga disertai penjelasan terkait sejarah dan filosofinya sebab di Sultra ini setiap daerah punya tenunan khas yang memiliki motif serta filosofi yang beda-beda," katanya.
Menurutnya, saat ini siswa SMK di Sultra telah memiliki kemampuan menjahit yang bisa dibilang sudah baik maka dari itu untuk mengembangkan kemampuan tersebut perlu diadakan peningkatan kemampuan yang lain seperti tenun ini.
"Pada akhirnya kan mereka selain bertambah kemampuannya dengan tenunan itu tadi juga sekaligus menjadi tahu terhadap kebudayaan yang dimiliki daerahnya, jadi tidak hanya tahu pakai tenun tetapi tahu cara membuat dan filosofi sejarahnya," katanya.
Ia menuturkan saat ini para penenun di Sultra mayoritas adalah orang tua sehingga perlu adanya regenerasi dengan mengajarkan cara menenun ke siswa – siswa SMK yang notabene masih muda.
Ia menambahkan sebagai keseriusan dalam program ini pihaknya telah mengalokasikan anggaran untuk pengadaan kain tenun yang akan didesain untuk pakaian seragam sekolah SMA/SMK di Sultra.
“Jadi anggarannya kita siapkan lalu mengundang desainer untuk mendesain bajunya dan selanjutnya sisa SMK kitalah yang akan menjahit baju tersebut,” tambahnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra Yusmin, di Kendari, Rabu, mengatakan program tersebut dibuat sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian kebudayaan di Sulawesi Tenggara (Sultra) khususnya cara menenun sekaligus menjalankan program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
"Yang akan diajarkan itu adalah cara menenun tetapi juga disertai penjelasan terkait sejarah dan filosofinya sebab di Sultra ini setiap daerah punya tenunan khas yang memiliki motif serta filosofi yang beda-beda," katanya.
Menurutnya, saat ini siswa SMK di Sultra telah memiliki kemampuan menjahit yang bisa dibilang sudah baik maka dari itu untuk mengembangkan kemampuan tersebut perlu diadakan peningkatan kemampuan yang lain seperti tenun ini.
"Pada akhirnya kan mereka selain bertambah kemampuannya dengan tenunan itu tadi juga sekaligus menjadi tahu terhadap kebudayaan yang dimiliki daerahnya, jadi tidak hanya tahu pakai tenun tetapi tahu cara membuat dan filosofi sejarahnya," katanya.
Ia menuturkan saat ini para penenun di Sultra mayoritas adalah orang tua sehingga perlu adanya regenerasi dengan mengajarkan cara menenun ke siswa – siswa SMK yang notabene masih muda.
Ia menambahkan sebagai keseriusan dalam program ini pihaknya telah mengalokasikan anggaran untuk pengadaan kain tenun yang akan didesain untuk pakaian seragam sekolah SMA/SMK di Sultra.
“Jadi anggarannya kita siapkan lalu mengundang desainer untuk mendesain bajunya dan selanjutnya sisa SMK kitalah yang akan menjahit baju tersebut,” tambahnya.