Kendari (ANTARA) - Warga Sulawesi Tenggara tidak asing dengan nama Maswaty Madjid, seorang bidan. Terlebih di kalangan medis yang bertugas di Sulawesi Tenggara (Sutra). Terutama di kalangan bidan, karena sampai saat ini ia masih aktif membina organisasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Sulawesi Tenggara.

Bukan hanya di kalangan bidan dan tenaga medis, di kalangan pengelola Keluarga Berencana Provinsi dan kabupaten/kota se-Sultra pun sosoknya sangat dekat.

Bahkan sebagian besar Pasangan Usia Subur (PUS) di Sultra pun cukup mengenalnya karena kiprah Maswaty sejak masih praktek sebagai bidan di Puskesmas telah banyak memberikan pelayanan KB kepada para PUS di Sultra. 

Dalam setiap kegiatan pelatihan IUD-Implan yang diadakan oleh Jajaran Perwakilan BKKBN Sultra pun bidan Maswaty pastilah dilibatkan sebagai narasumber utama, baik untuk paparan teori hingga praktek. Hal itu membuat bidan yang saat ini telah menginjak usia 65 tahun itu sangat dikenal oleh kalangan bidan se Sulawesi Tenggara yang pernah menjadi peserta pelatihan dan para pengelola KB yang juga sebagai peserta pendamping bidan.

Ilmu kebidanannya  diperoleh sejak kuliah D1 Kebidanan di Kota Kendari, lalu D3 Kebidanan di Jakarta, dan dilanjutkan kuliah kebidanan D4 di Universitas Mega Buana Palopo. Di situ, ia sekaligus mendapat profesi bidan secara penuh dari Universitas Mega Buana.

Tidak puas kuliah di kebidanan, ibu bidan yang dikenal tegas oleh kalangannya ini, juga menimba ilmu pada program Strata-1 (S-1) jurusan Kesehatan Masyarakat di Universitas Haluoleo Kendari.  Bahkan ia sempat dua kali kuliah pada level Strata-2 (S-2) pada program studi Ilmu Manajemen di Universitas Haluoleo Kendari dan S-2 jurusan Kesehatan Reproduksi (Kespro) di Universitas Indonesia Timur, Sulawesi Selatan.

 Segudang pengalaman

Disamping mengenyam pendidikan yang sudah malang melintang pada berbagai jurusan dan universitas,  Maswaty memiliki pengalaman segudang dalam tugasnya sebagai tenaga medis dan dalam organisasi lainnya. 

Ia pernah bertugas di Puskesmas Kecamatan GU Kabupaten Buton (Sekarang Kabupaten Buton Tengah) antara tahun 1979-1986. Karena prestasinya yang menonjol saat bertugas sebagai bidan di puskesmas itu, pada 1986 Maswaty ditugaskan di Rumah Sakit Bahteramas yang merupakan Rumah Sakit Provinsi terbesar di Sulawesi Tenggara hingga tahun 2000. Lalu, tahun 2001 s/d 2013 ia bertugas di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. 

Selain bertugas sebagai ASN unsur PNS, Maswaty pun aktif pada organisasi kebidanan IBI dan menjadi Ketuanya pada periode 1998 – 2003, disambung periode 2003 – 2008. Selain IBI, Maswaty juga aktif di organisasi PKK Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara sejak tahun 2001 – 20017 sebagai anggota, dan sejak tahun 2008 s/d saat ini sebagai Ketua Pokja 4.

Sebenarnya, Maswaty juga pernah mencoba mengikuti kontestasi pada Pemilu 2024 baru-baru ini untuk menjadi calon anggota DPRD yang diusung oleh partai Golkar. Namun sayang ia belum beruntung dalam dunia politik. Meski mengalami kegagalan saat pemilu, semangatnya terus membara dalam rangka menyukseskan program-program organisasi yang saat ini digelutinya.  Tentunya sebagai mitra kerja BKKBN, Maswaty terus berjibaku dalam menyukseskan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta penurunan angka stunting di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Karena peranannya dalam program Bangga Kencana yang telah digeluti selama ini, plus keterlibatannya dalam  penurunan prevalensi stunting yang menjadi momok bagi Indonesia, sangatlah tepat jika Perwakilan BKKBN  Sulawesi Tenggara menunjuk Maswaty sebagai “Tokoh Kartini Bangga Kencana” di Sulawesi Tenggara. 

Beberapa hari lalu  (18/04/2024) Maswaty diberi kepercayaan menjadi narasumber mewakili Provinsi Sulawesi Tenggara pada acara “Obrolan Be Radio Indonesia” yang diadakan oleh BKKBN Pusat dengan tema “Kartini Masa Kini – Membangun Keluarga Bahagia dan Sejahtera”.
**Penulis.Dr..Mustakim, M,Si. (BKKBN Sultra).

Pewarta : Azis Senong
Editor : Zabur Karuru
Copyright © ANTARA 2024