Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus berupaya mencegah kasus stunting dengan menerapkan kearifan lokal di daerah tersebut.
Penjabat (Pj) Bupati Buton La Ode Mustari, dalam seminar di Buton, Jumat, mengatakan tidak banyak daerah di Indonesia yang mempunyai latar belakang budaya yang kuat seperti di Buton, sehingga perlu mempertimbangkan nilai-nilai kearifan lokal dalam menangani suatu kasus.
“Di Buton terdapat kearifan lokal di antaranya Posipo dan Dole-dole, dulu tidak ada anak di Buton yang besar tanpa di Dole-dole, begitupun Posipo dalam usia 7 bulan ibu hamil itu sudah diberi makan gizi dia. Oleh karena itu melalui seminar ini, akademisi dari Unidayan bisa memberikan kita pencerahan terkait sisi gizi kearifan lokal ini,” kata Mustari.
Tak lupa, Ia memberikan apresiasi setinggi - tingginya kepada Dinas Kebudayaan Kabupaten Buton yang turut andil dalam memberikan edukasi mengenai kearifan lokal yang bisa menjadi acuan untuk melakukan pencegahan dalam mewujudkan pencegahan stunting berbasis lokal tersebut.
“Saya sangat mengapresiasi Dinas Kebudayaan dalam pelaksanaan kemarin telah melaksanakan kegiatan (seminar) sebagai langkah kongkrit karena melihat isu nasional sesuai dengan bidangnya dimana menangani stunting dengan perspektif budaya,” ucapnya.
Ia berharap kedepannya langkah Pemkab Buton ini bisa berjalan dengan baik sehingga tujuan utama yaitu menciptakan generasi yang sehat tanpa stunting tetapi tetap berbau kearifan lokal dalam perwujudannya.
"Dengan pendekatan berbasis kearifan lokal, pencegahan stunting di Buton akan bisa kita wujudkan bersama," tuturnya.
Penjabat (Pj) Bupati Buton La Ode Mustari, dalam seminar di Buton, Jumat, mengatakan tidak banyak daerah di Indonesia yang mempunyai latar belakang budaya yang kuat seperti di Buton, sehingga perlu mempertimbangkan nilai-nilai kearifan lokal dalam menangani suatu kasus.
“Di Buton terdapat kearifan lokal di antaranya Posipo dan Dole-dole, dulu tidak ada anak di Buton yang besar tanpa di Dole-dole, begitupun Posipo dalam usia 7 bulan ibu hamil itu sudah diberi makan gizi dia. Oleh karena itu melalui seminar ini, akademisi dari Unidayan bisa memberikan kita pencerahan terkait sisi gizi kearifan lokal ini,” kata Mustari.
Tak lupa, Ia memberikan apresiasi setinggi - tingginya kepada Dinas Kebudayaan Kabupaten Buton yang turut andil dalam memberikan edukasi mengenai kearifan lokal yang bisa menjadi acuan untuk melakukan pencegahan dalam mewujudkan pencegahan stunting berbasis lokal tersebut.
“Saya sangat mengapresiasi Dinas Kebudayaan dalam pelaksanaan kemarin telah melaksanakan kegiatan (seminar) sebagai langkah kongkrit karena melihat isu nasional sesuai dengan bidangnya dimana menangani stunting dengan perspektif budaya,” ucapnya.
Ia berharap kedepannya langkah Pemkab Buton ini bisa berjalan dengan baik sehingga tujuan utama yaitu menciptakan generasi yang sehat tanpa stunting tetapi tetap berbau kearifan lokal dalam perwujudannya.
"Dengan pendekatan berbasis kearifan lokal, pencegahan stunting di Buton akan bisa kita wujudkan bersama," tuturnya.