Pontianak (ANTARA) - Kalimantan Barat menjadi Provinsi pertama yang menjadi tuan rumah kegiatan Rapat Koordinasi Nasional Pemasaran Pariwisata yang dihadiri oleh seluruh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi seluruh Indonesia.

"Pemasaran dan pariwisata adalah bagaikan dua mata uang yang saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan. Melalui kegiatan ini kami berharap dapat menjadi media komunikasi antara wisatawan dengan berbagai penyedia jasa," kata Pj Gubernur Kalbar, Harisson saat membuka Seminar Pariwisata yang mengusung tema "Collaborative Marketing Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia dengan Dinas Pariwisata se-Indonesia" di Pontianak, Kamis.

Kegiatan Rakornas Pemasaran Pariwisata tersebut memiliki 5 agenda penting yaitu Rapat Koordinasi Nasional Pemasaran Pariwisata, Pontianak City Tour, Fam Trip Cap Go Meh Kota Singkawang, Sales Mission Table Top dan Kalbar Food Festival.

Pada kesempatan tersebut, Harisson memaparkan Provinsi Kalimantan Barat yang sangat luas memerlukan energi yang besar agar bisa tumbuh dan berkembang menjadi provinsi yang maju.

"Kalbar ini lebih luas dari Pulau jawa. Namun, kita bisa melakukan lompatan-lompatan dengan memajukan berbagai sektor, salah satunya sektor pariwisata," tuturnya.

Ia menilai salah satu permasalahan yang dihadapi untuk melakukan lompatan tersebut adalah infrastruktur.

"Pariwisata di Kalbar sebenarnya tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia, wisata, budaya dan kulinernya memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri. Namun, tak dipungkiri kondisi infrastruktur untuk menempuh daerah atau destinasi wisata tersebut yang cukup sulit dan akses yang terbatas," katanya.

Untuk itu, pihaknya berharap dengan adanya pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan Kalbar, memiliki dampak yang positif bagi kami yang menyebabkan percepatan pembangunan di Kalimantan Barat," tuturnya.

Dirinya juga menyebutkan bahwa traffic atau pergerakan orang di Kalimantan Barat saat ini cukup tinggi. Hal ini karena pada momen saat ini ada perayaan imlek dan Cap Go Meh oleh masyarakat Tionghoa di Kalbar.

"Mungkin ada yang tak bisa datang ke sini, karena tidak dapat tiket. Ini karena sebentar lagi tepatnya tanggal 24 Februari akan ada perayaan Cap Go Meh. Apalagi di Singkawang, itu banyak mendatangkan wisatawan, yang berdampak pada tingginya penggunaan hotel dan pesawat terbang," katanya.

Harisson mengatakan, jika tidak dipesan jauh-jauh hari tidak akan dapat. Kemudian ada acara lain, misalnya Sembahyang Kubur, itu juga terjadi pergerakan warga Tionghoa asal Kalbar yang berada di luar untuk berbondong-bondong pulang ke Kalbar.

"Ini juga tantangan kami ke depan dengan percepatan infrastruktur dalam mendukung pariwisata. Oleh karenanya, saya optimis ke depan kalau memang secepatnya IKN bergeser ke Kaltim, saya bayangkan seperti Washington itu IKN, Jakarta itu New York, Kalbar bisa seperti California," kata Harisson.

Dirinya berharap, ke depan, bisa cepat terealisasi pembangunan Jembatan Kapuas 3 yang akan menjadi Golden Gatenya Pontianak.

"Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Pak Direktur dan kepada semua pihak yang telah meluangkan waktu untuk bersama-sama memikirkan kemajuan pariwisata di Indonesia. Kepada semua peserta saya ucapkan Selamat datang di Pontianak, selamat datang di Kalbar," kata Harisson.*

Pewarta : Rendra Oxtora
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024