Kendari (ANTARA) - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat penggunaan kanal pembayaran digital atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) mencapai hingga 203.943 akun pengguna per November 2023.
Kepala KPw BI Sultra Doni Septadijaya saat ditemui di Kendari, Jumat, mengatakan bahwa jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 152,32 persen dibandingkan dengan capaian akhir tahun 2022 sebanyak 81.225 pengguna.
"Kolaborasi para pihak dalam memainkan peran penting dalam capaian QRIS Sulawesi Tenggara ini, beberapa pihak tersebut, antara lain Bank Indonesia Sulawesi Tenggara, Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tenggara, Perbankan Daerah, serta Pemerintah Daerah untuk mendorong inklusivitas keuangan di Sulawesi Tenggara," kata Doni.
Dia menyebutkan bahwa peningkatan untuk jumlah transaksi QRIS di Sultra juga mengalami peningkatan yang luar biasa pada November 2023. Secara akumulatif, tercatat sebanyak 2,6 juta transaksi atau meningkat secara signifikan dibanding catatan Januari 2023, yang hanya ada sebanyak 142.513 transaksi saja.
"Sementara itu dari sisi nominal transaksi QRIS telah mencapai Rp104,4 miliar atau tumbuh sebesar 257 persen (ytd) dibandingkan Januari 2023 yang sebesar Rp29,21 miliar. Capaian ini turut didukung oleh peningkatan QRIS merchant (penjual) di Sultra yang mencapai 139.384 merchant, tumbuh sebesar 34.98 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022 sejumlah 103.262 merchant," sebut Doni.
Ia juga menyampaikan bahwa BI Sultra berkeyakinan untuk angka pengguna, volume transaksi, dan jumlah merchant akan terus meningkat sampai dengan akhir 2023 dikarenakan berbagai upaya akselerasi penggunaan QRIS yang dilakukan di Provinsi Sultra.
Untuk langkah extraordinary perluasan jangkauan QRIS pada masyarakat Sulawesi Tenggara, lanjut Doni, pihaknya bekerjasama dengan Perbarindo untuk mengakuisisi 65.000 nasabah BPR dan PT PNM se-Sultra. Kerja sama juga turut dilakukan bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra untuk mendorong penggunaan QRIS, utamanya pada jenjang sekolah menengah atas.
"Kemudian, hal itu juga diperkuat oleh digitalisasi transaksi retribusi dan pajak daerah bersama pemerintah daerah, serta penggunaan QRIS di pasar tradisional bekerjasama dengan Kadin Sultra pada program Pasar SIAP QRIS," jelasnya.
Kepala KPw BI Sultra Doni Septadijaya saat ditemui di Kendari, Jumat, mengatakan bahwa jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 152,32 persen dibandingkan dengan capaian akhir tahun 2022 sebanyak 81.225 pengguna.
"Kolaborasi para pihak dalam memainkan peran penting dalam capaian QRIS Sulawesi Tenggara ini, beberapa pihak tersebut, antara lain Bank Indonesia Sulawesi Tenggara, Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tenggara, Perbankan Daerah, serta Pemerintah Daerah untuk mendorong inklusivitas keuangan di Sulawesi Tenggara," kata Doni.
Dia menyebutkan bahwa peningkatan untuk jumlah transaksi QRIS di Sultra juga mengalami peningkatan yang luar biasa pada November 2023. Secara akumulatif, tercatat sebanyak 2,6 juta transaksi atau meningkat secara signifikan dibanding catatan Januari 2023, yang hanya ada sebanyak 142.513 transaksi saja.
"Sementara itu dari sisi nominal transaksi QRIS telah mencapai Rp104,4 miliar atau tumbuh sebesar 257 persen (ytd) dibandingkan Januari 2023 yang sebesar Rp29,21 miliar. Capaian ini turut didukung oleh peningkatan QRIS merchant (penjual) di Sultra yang mencapai 139.384 merchant, tumbuh sebesar 34.98 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022 sejumlah 103.262 merchant," sebut Doni.
Ia juga menyampaikan bahwa BI Sultra berkeyakinan untuk angka pengguna, volume transaksi, dan jumlah merchant akan terus meningkat sampai dengan akhir 2023 dikarenakan berbagai upaya akselerasi penggunaan QRIS yang dilakukan di Provinsi Sultra.
Untuk langkah extraordinary perluasan jangkauan QRIS pada masyarakat Sulawesi Tenggara, lanjut Doni, pihaknya bekerjasama dengan Perbarindo untuk mengakuisisi 65.000 nasabah BPR dan PT PNM se-Sultra. Kerja sama juga turut dilakukan bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra untuk mendorong penggunaan QRIS, utamanya pada jenjang sekolah menengah atas.
"Kemudian, hal itu juga diperkuat oleh digitalisasi transaksi retribusi dan pajak daerah bersama pemerintah daerah, serta penggunaan QRIS di pasar tradisional bekerjasama dengan Kadin Sultra pada program Pasar SIAP QRIS," jelasnya.