Kendari, Sultra (ANTARA) - Pekerjaan pelapisan landasan pacu (runway) Bandara Betoambari, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), yang pelaksanaannya dengan kontrak tahun jamak, ditargetkan rampung pada Februari 2024.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Betoambari Baubau Anas La Bakara, di Baubau, Sultra, Jumat, menyebut bahwa pelapisan landasan pacu yang menggunakan dana dari APBN itu sebenarnya mempunyai masa kerja hingga April 2024.
"Pekerjaan itu kontraknya mulai Maret 2023, ini sudah jalan. Saat ini progresnya mendekati 40 persen. Saya minta dan targetkan Februari sudah selesai," ujarnya.
Anas mengatakan proyek pelapisan runway dalam dua tahun yakni 2023 dan 2024 senilai sekitar Rp19 miliar itu memiliki panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter dan saat ini baru didanai sebesar Rp7 miliar dan akan dilanjutkan pada 2024 sebesar Rp12 miliar.
"Pelapisan untuk tahun ini kurang lebih 300 meter dan lebar 30 meter sebesar Rp7 miliar, sisanya sepanjang 1.500 meter pada 2024. Bobot keuangan maupun fisik tahun 2023 sebesar 40,2 persen, sisanya tahun depan 50,8 persen," katanya.
Dikatakannya, salah faktor kendala sehingga pekerjaan agak terlambat karena material bandara yang digunakan harus didatangkan dari luar daerah untuk mengikuti spesifikasinya.
"Pekerjaan ini hitung-hitungan kasarnya sebenarnya satu hari bisa mengaspal panjang 100 meter, jadi pekerjaan ini kalau tidak ada kendala harusnya bisa selesai dalam 18 hari. Di bandara material yang masuk harus dari luar, kalau di sini batu pecahnya didatangkan dari Pulau Seram, aspalnya dari Surabaya yang impor dari Singapura, jadi memang aspal impor," ujarnya.
Dikatakan Anas, panjang landasan Bandara Betoambari mencapai 1.800 meter dan lebar 30 meter, apabila dikonversi ke ton penggunaan aspal kurang lebih 50 ton.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Betoambari Baubau Anas La Bakara, di Baubau, Sultra, Jumat, menyebut bahwa pelapisan landasan pacu yang menggunakan dana dari APBN itu sebenarnya mempunyai masa kerja hingga April 2024.
"Pekerjaan itu kontraknya mulai Maret 2023, ini sudah jalan. Saat ini progresnya mendekati 40 persen. Saya minta dan targetkan Februari sudah selesai," ujarnya.
Anas mengatakan proyek pelapisan runway dalam dua tahun yakni 2023 dan 2024 senilai sekitar Rp19 miliar itu memiliki panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter dan saat ini baru didanai sebesar Rp7 miliar dan akan dilanjutkan pada 2024 sebesar Rp12 miliar.
"Pelapisan untuk tahun ini kurang lebih 300 meter dan lebar 30 meter sebesar Rp7 miliar, sisanya sepanjang 1.500 meter pada 2024. Bobot keuangan maupun fisik tahun 2023 sebesar 40,2 persen, sisanya tahun depan 50,8 persen," katanya.
Dikatakannya, salah faktor kendala sehingga pekerjaan agak terlambat karena material bandara yang digunakan harus didatangkan dari luar daerah untuk mengikuti spesifikasinya.
"Pekerjaan ini hitung-hitungan kasarnya sebenarnya satu hari bisa mengaspal panjang 100 meter, jadi pekerjaan ini kalau tidak ada kendala harusnya bisa selesai dalam 18 hari. Di bandara material yang masuk harus dari luar, kalau di sini batu pecahnya didatangkan dari Pulau Seram, aspalnya dari Surabaya yang impor dari Singapura, jadi memang aspal impor," ujarnya.
Dikatakan Anas, panjang landasan Bandara Betoambari mencapai 1.800 meter dan lebar 30 meter, apabila dikonversi ke ton penggunaan aspal kurang lebih 50 ton.