Kendari (ANTARA) - Arus penumpang penerbangan di Bandar Udara Betoambari Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), pada momen perayaan libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 masih stabil atau tidak ada peningkatan yang signifikan dari hari biasanya.
"Kalau untuk akses jalur udara sampai saat ini masih normal-normal, jadi tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan," ujar Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Betoambari Baubau, Anas La Bakara, di Baubau, Kamis.
Ia mengatakan, belum adanya lonjakan penumpang yang memilih melalui jalur udara tersebut terlihat dari frekuensi penerbangan yang masih tetap dua kali sehari penerbangan ke Baubau-Makassar.
"Jadi, dari jumlah penumpang itu masih stabil seperti biasa, dia hanya bermain ke setengah okupansinya tapi masih dalam batas-batas," katanya.
Bahkan beberapa hari menjelang pergantian tahun ini pun, kata Anas, kondisinya masih sama atau tidak ada penambahan penerbangan.
Menurut dia, tidak terjadinya peningkatan arus penumpang melalui jalur penerbangan itu mungkin karena pengaruh daerah itu adalah mayoritas Muslim, sehingga dampaknya tidak menunjukkan trafik peningkatan.
"Mungkin juga ketika orang mau bepergian melalui penerbangan udara karena kondisinya harga tinggi sehingga banyak yang memilih lewat laut. Katanya saya dapat informasi orang berpindah melalui kapal laut," katanya.
Namun dari kondisi arus penumpang libur Natal dan tahun baru yang melalui akses penerbangan itu, kata dia, jumlahnya lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya.
"Kalau untuk akses jalur udara sampai saat ini masih normal-normal, jadi tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan," ujar Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Betoambari Baubau, Anas La Bakara, di Baubau, Kamis.
Ia mengatakan, belum adanya lonjakan penumpang yang memilih melalui jalur udara tersebut terlihat dari frekuensi penerbangan yang masih tetap dua kali sehari penerbangan ke Baubau-Makassar.
"Jadi, dari jumlah penumpang itu masih stabil seperti biasa, dia hanya bermain ke setengah okupansinya tapi masih dalam batas-batas," katanya.
Bahkan beberapa hari menjelang pergantian tahun ini pun, kata Anas, kondisinya masih sama atau tidak ada penambahan penerbangan.
Menurut dia, tidak terjadinya peningkatan arus penumpang melalui jalur penerbangan itu mungkin karena pengaruh daerah itu adalah mayoritas Muslim, sehingga dampaknya tidak menunjukkan trafik peningkatan.
"Mungkin juga ketika orang mau bepergian melalui penerbangan udara karena kondisinya harga tinggi sehingga banyak yang memilih lewat laut. Katanya saya dapat informasi orang berpindah melalui kapal laut," katanya.
Namun dari kondisi arus penumpang libur Natal dan tahun baru yang melalui akses penerbangan itu, kata dia, jumlahnya lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya.