Kendari (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara (Sultra) semakin gencar melakukan berbagai upaya dalam rangka menekan angka stunting di daerah itu. “Walau tahun ini merupakan tahun politik, namun terkait percepatan penurunan stunting tetap menjadi perhatian penting bagi BKKBN Sultra,” kata Kepala BKKBN Sultra, Asmar, di Kenari, Selasa.

Dikatakan, penanganan stunting harus diawali dari perencanaan kehamilan, yakni pemeriksaan kesehatan tiga bulan sebelum menikah dan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

 “Terkait program gizi, kami terus melakukan upaya melalui kegiatan yang sudah berjalan, diantaranya pembentukan Kampung KB dan Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di setiap desa,” katanya.

Selain itu kata Asmar, melalui kerja sama dengan Forum Rektor Indonesia di Sultra telah melakukan literasi pangan dan gizi kepada masyarakat.

“Dari literasi pangan dan gizi ini diharapkan masyarakat dapat memahami pemahaman mengenai informasi gizi dalam upaya mencapai terpenuhinya gizi seimbang,” ujarnya.

Yang menjadi kendala kata Asmar, bahwa pola pikir masyarakat kebanyakan beranggapan bahwa makanan yang dikelola secara instan menjadi alternatif terbaik untuk dikonsumsi, saat ini seperti mie instan dan lain-lain yang cepat saji. 

“Saya berharap pemahaman dan edukasi terkait pentingnya pencegahan dan penekanan stunting ini bisa sampai dan di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Untuk diketahui, kasus stuntig di Sultra sudah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya berdasarkan data hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI ) tahun 2022 dari 31,4 persen pada tahun 2021 menjadi 27,7 persen pada tahun 2022.

Pewarta : Suparman
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024