Baubau (ANTARA) - Sejumlah instansi di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, secara urunan membantu mahasiswa kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) asal Sultra untuk mengikuti kongres ke-32 HMI di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepalabuhanan KSOP Kelas II Baubau, Herwan Rasyid, di Baubau, Kamis, mengatakan, pihaknya bersama Pemkot Baubau, Polres Baubau, dan PT Pelni berurunan sebagai bentuk dukungan terhadap adik-adik mahasiswa mendapatkan tiket untuk berangkat.

"Ini kadang kita susah, ini Kota Baubau yang tanggung dari daerah lain, padahal mereka juga punya pemda, akhirnya tadi kami rapat kami urunan akan membayar tiketnya sebanyak 161 orang sebesar Rp48.300 untuk bisa mereka berangkat. Jadi kita urunan dari Pemkot Baubau, Polres, KSOP, dan Pelni," ujarnya.

Sebanyak 210 mahasiswa kader HMI asal Sultra berangkat melalui pelabuhan Murhum Kota Baubau dengan menumpangi Kapal Penumpang (KM) Lambelu milik PT Pelni.

Mengenai adanya insiden orasi di pelabuhan Murhum itu, kata Rasyid, karena adik-adik mahasiswa mencoba memaksa masuk padahal belum memiliki tiket.

"Ini yang tadi mereka melakukan orasi memaksa untuk tetap masuk, tetapi sesuai arahan dari Direksi Pelni bahwa setiap orang atau siapapun tidak boleh masuk ke pelabuhan melalui ke ruang tunggu apalagi sampai naik ke atas kapal sebelum memiliki tiket. Makanya tadi sempat ada miskomunikasi," ujarnya.

Keberangkatan para kader HMI Baubau sebanyak 50 orang khususnya itu, kata Rasyid, sudah dikoordinasikan dengan melayangkan surat ke Kementerian Perhubungan untuk meminta dispensasi potongan harga tiket dan diberikan dispensasi sebesar 20 persen dari harga tiket Rp370 ribuan untuk kegiatan mereka itu. 

"Jadi 20 persen dispensasi yang diberikan oleh pemerintah merupakan potongan harga dengan kapasitas jumlah 50 orang itu tetapi penumpang dengan nonseat," ujarnya.

Rencana keberangkatan mereka itu, kata dia sudah dirapatkan pihaknya bersama Polsek KP3, Dishub, Kesbangpol, Satpol PP Baubau serta instansi terkait. Dan pada saat rapat yang bersamaan diinformasikan bahwa akan ada kader HMI dari cabang lain di Sultra juga yang akan berangkat.

"Itulah sebanyak 159 orang yang belum memiliki tiket dari cabang Kendari, Kolaka Utara, Konawe dan lainnya. Jadi, terkait itu kami bersama Wakapolres Baubau, Kapolsek KP3, Kasat Lantas, dan perwakilan dari HMI sudah melakukan rapat tetapi ada penambahan 2 orang sehingga menjadi 161 orang," ujarnya.

Diharapkan dengan kejadian tersebut perlu menjadi pembelajaran kedepannya terutama pemerintah daerah (pemda) baik di provinsi dan kabupaten agar dapat memfasilitasi teman-teman apabila ada kegiatan seperti ini sehingga tidak terjadi miskomunikasi.

Sementara itu, Wakil Kepala Polres Baubau, Kompol Ronald Abdul Gani Sirait mengatakan, pihaknya bersama KSOP dan Pelni berupaya bekerja sama, bersinergi untuk memfasilitasi adik-adik dari mahasiswa tersebut untuk berangkat mengikuti kegiatan mereka.

Terkait adanya insiden di pelabuhan, kata dia, terjadi karena adanya miskomunikasi antara adik-adik mahasiswa dengan tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di pelabuhan Murhum, yang disebabkan mereka mendesak masuk tanpa ada tiket.

"Karena ulah mereka TKBM merasa terganggu karena aktifitasnya untuk bekerja mengangkut barang, sehingga ini akhirnya terjadi mis karena biar bagaimana pun teman-teman dari TKBM mencari nafkah untuk anak dan istrinya," ujar Wakapolres Baubau, namun begitu ia menyebut persoalan itu sudah selesai dan para mahasiswa sudah siap berangkat.

Pewarta : Yusran
Editor : Zabur Karuru
Copyright © ANTARA 2024