Kendari (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama periode Januari hingga Oktober 2023 tercatat baru mencapai Rp2,7 triliun lebih dari jumlah pagu.
Kepala Kantor Wilayah DJPb Sultra Syarwan, dalam pernyataan resmi yang diterima, Rabu mengatakan realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat di Sultra tercatat masih relatif rendah dimana untuk periode Januari hingga Oktober 2023 baru mencapai Rp2,7 triliun lebih atau masih relatif kecil dari pagu yang tersedia senilai Rp4,2 triliun.
"Jadi KUR kita yang baru terealisasi masih rendah dari tahun sebelumnya dimana untuk tahun ini dari pagu Rp4,2 triliun baru terealisasi mencapai Rp2,7 triliun lebih," tutur Syarwan.
Syarwan menjelaskan dari realisasi KUR sebesar Rp2,7 triliun lebih tersebut telah tersalurkan di 62.972 debitur yang tersebar di seluruh wilayah Sultra dan sektor perdagangan besar dan eceran masih mendominasi penyaluran KUR dengan total Rp1,2 triliun lebih dengan 34.519 debitur, disusul sektor pertanian, perburuan dan kehutanan dengan total Rp833 miliar lebih dengan 16.221 debitur.
"Sementara untuk 33.828 debitur dengan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU) mendominasi penyaluran KUR di Sultra dengan total realisasi sebanyak Rp1,1 triliun lebih, kemudian sebanyak 22.279 debitur dengan pendidikan Sekolah Dasar menjadi yang terbanyak kedua memanfaatkan KUR dengan total Rp1,054 triliun lebih," ujar Syarwan.
Lebih lanjut Syarwan mengimbau pihak perbankan untuk lebih sesering mungkin memberikan informasi terkait KUR kepada masyarakat dengan memasang iklan agar penyaluran KUR ini bisa lebih maksimal.
Sebab, kata dia, berdasarkan data penyaluran KUR terbanyak masih di dominasi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan total realisasi sebanyak Rp1,7 trilun dengan total 38.148 debitur, disusul bank Mandiri Rp670 miliar dengan 5.100 debitur.
"Seluruh perbankan yang ada di Sultra untuk terus mengoptimalkan sosialisasi dan penyebarluasan informasi terkait dengan dana KUR yang tersedia di daerah masing-masing,dengan demikian, nantinya masyarakat bisa mengetahui dan memanfaatkan fasilitas tersebut untuk meningkatkan usahanya," tuturnya.
Kepala Kantor Wilayah DJPb Sultra Syarwan, dalam pernyataan resmi yang diterima, Rabu mengatakan realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat di Sultra tercatat masih relatif rendah dimana untuk periode Januari hingga Oktober 2023 baru mencapai Rp2,7 triliun lebih atau masih relatif kecil dari pagu yang tersedia senilai Rp4,2 triliun.
"Jadi KUR kita yang baru terealisasi masih rendah dari tahun sebelumnya dimana untuk tahun ini dari pagu Rp4,2 triliun baru terealisasi mencapai Rp2,7 triliun lebih," tutur Syarwan.
Syarwan menjelaskan dari realisasi KUR sebesar Rp2,7 triliun lebih tersebut telah tersalurkan di 62.972 debitur yang tersebar di seluruh wilayah Sultra dan sektor perdagangan besar dan eceran masih mendominasi penyaluran KUR dengan total Rp1,2 triliun lebih dengan 34.519 debitur, disusul sektor pertanian, perburuan dan kehutanan dengan total Rp833 miliar lebih dengan 16.221 debitur.
"Sementara untuk 33.828 debitur dengan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU) mendominasi penyaluran KUR di Sultra dengan total realisasi sebanyak Rp1,1 triliun lebih, kemudian sebanyak 22.279 debitur dengan pendidikan Sekolah Dasar menjadi yang terbanyak kedua memanfaatkan KUR dengan total Rp1,054 triliun lebih," ujar Syarwan.
Lebih lanjut Syarwan mengimbau pihak perbankan untuk lebih sesering mungkin memberikan informasi terkait KUR kepada masyarakat dengan memasang iklan agar penyaluran KUR ini bisa lebih maksimal.
Sebab, kata dia, berdasarkan data penyaluran KUR terbanyak masih di dominasi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan total realisasi sebanyak Rp1,7 trilun dengan total 38.148 debitur, disusul bank Mandiri Rp670 miliar dengan 5.100 debitur.
"Seluruh perbankan yang ada di Sultra untuk terus mengoptimalkan sosialisasi dan penyebarluasan informasi terkait dengan dana KUR yang tersedia di daerah masing-masing,dengan demikian, nantinya masyarakat bisa mengetahui dan memanfaatkan fasilitas tersebut untuk meningkatkan usahanya," tuturnya.