Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) terus berupaya melakukan berbagai inovasi untuk mempercepat penurunan angka “stunting” atau kekerdilan pada anak di wilayah tersebut.

"Penanganan stunting menjadi perhatian serius untuk diberantas. Kita akan terus berikhtiar serta serius dalam penanganan dan menuntaskan stunting sehingga diharapkan angka stunting bisa menurun secara signifikan di Kota Kendari,” kata Pj Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu, di Kendari, Selasa.

Ia mengatakan, berbagai upaya yang terus dilakukan Pemerintah Kota Kendari mulai melibatkan semua pihak melalui gerakan orang tua asuh bebas stunting, pemberian makanan tambahan atau asupan gizi kepada balita berisiko stunting, dan berbagai inovasi lainnya.

“Kita ada program orang tua asuh stunting yang mendapat dukungan dari berbagai pihak yang sudah berjalan dengan cara membagikan makanan tambahan kepada keluarga yang memiliki anak beresiko stunting,” katanya.

Selain itu kata dia, program orang tua asuh stunting tidak hanya memberikan bantuan asupan gizi kepada keluarga berisiko stunting, tetapi juga mereka memiliki peran untuk memberikan edukasi mencegah stunting di masyarakat.

Disebutkan, angka prevalensi stunting di Sulawesi Tenggara berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 turun 2,5 persen dari 30,2 persen menjadi 27,7 persen.

“Sedangkan angka stunting di Kota Kendari pada tahun 2022 sebesar 19,5 persen,” katanya.

Asmawa yakin, dengan berbagai upaya dan inovasi yang dilakukan pemerintah Kota Kendari tersebut, maka target menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen tahun 2024 bisa tercapai. 

Ia juga menambahkan bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, ada sejumlah langkah intervensi, yakni intervensi gizi spesifik yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan, intervensi gizi sensitif yang merupakan langkah intervensi pendukung untuk penurunan kecepatan stunting, seperti dengan menyediakan air bersih dan sanitasi.

"Kemudian, penanganan stunting bukan terbatas pada balita namun juga mencakup masyarakat secara umum, terutama remaja putri, putra, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu melahirkan," pungkasnya.



 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024