Kendari (ANTARA) - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Baubau, Sulawesi Tenggara, mencatat jumlah angkutan dry (muatan kering) dan refeer (muatan beku) dari pelabuhan Murhum ke daerah tujuan di Nusantara sepanjang Januari-Juni 2023 mencapai 110 kontainer/teus.
Kepala PT Pelni Cabang Baubau, Dicky Dermawandi, di Baubau, Kamis, merinci untuk angkutan dry semester pertama tahun ini telah berjumlah 22 teus, sedangkan refeer sebanyak 88 kontainer.
"Jadi, untuk dry kita itu mengangkut kebanyakan barang pindahan dan hasil perkebunan seperti jambu mete. Barang pindahan itu seperti barang-barang rumah biasanya yang pindah tugas atau pindah tempat tinggal, sehingga dibawa melalui kontainer. Sedangkan refeer itu rata-rata berisikan ikan beku seperti tuna dan ikan teri," ujarnya.
Kata Dicky, baik angkutan dry dan refeer itu rata-rata dibawa ke Surabaya dan Jakarta.
"Kalau dibanding dengan tahun sebelumnya untuk refeer dan dry realisasinya relatif meningkat untuk semester pertama ini. Kalau refeer tahun lalu sebanyak 162 teus, namun dipertengahan tahun ini sudah sebanyak 88 kontainer, jadi perhitungannya sudah meningkat kurang lebih 24 persen," ujarnya.
Menurut dia, rata-rata muatan kontainer Pelni khususnya untuk refeer kondisinya tidak menentu, karena biasanya muatan kontainer seperti ikan juga tergantung dari musim dan kondisi ombak di laut.
"Jadi, kalau musim ombak biasanya juga agak sepi, tapi kalau musim barat (musim tenang ombak) disini (Baubau) biasa nelayan juga maksimal melaut, jadi biasanya komoditinya meningkat," katanya.
Meski tidak menyebut secara pasti target muatan kontainer pada 2023, namun pihaknya berharap dan optimistis dapat tercapai karena jumlah target biasanya dipertengahan tahun ada evaluasi manajemen.
Kepala PT Pelni Cabang Baubau, Dicky Dermawandi, di Baubau, Kamis, merinci untuk angkutan dry semester pertama tahun ini telah berjumlah 22 teus, sedangkan refeer sebanyak 88 kontainer.
"Jadi, untuk dry kita itu mengangkut kebanyakan barang pindahan dan hasil perkebunan seperti jambu mete. Barang pindahan itu seperti barang-barang rumah biasanya yang pindah tugas atau pindah tempat tinggal, sehingga dibawa melalui kontainer. Sedangkan refeer itu rata-rata berisikan ikan beku seperti tuna dan ikan teri," ujarnya.
Kata Dicky, baik angkutan dry dan refeer itu rata-rata dibawa ke Surabaya dan Jakarta.
"Kalau dibanding dengan tahun sebelumnya untuk refeer dan dry realisasinya relatif meningkat untuk semester pertama ini. Kalau refeer tahun lalu sebanyak 162 teus, namun dipertengahan tahun ini sudah sebanyak 88 kontainer, jadi perhitungannya sudah meningkat kurang lebih 24 persen," ujarnya.
Menurut dia, rata-rata muatan kontainer Pelni khususnya untuk refeer kondisinya tidak menentu, karena biasanya muatan kontainer seperti ikan juga tergantung dari musim dan kondisi ombak di laut.
"Jadi, kalau musim ombak biasanya juga agak sepi, tapi kalau musim barat (musim tenang ombak) disini (Baubau) biasa nelayan juga maksimal melaut, jadi biasanya komoditinya meningkat," katanya.
Meski tidak menyebut secara pasti target muatan kontainer pada 2023, namun pihaknya berharap dan optimistis dapat tercapai karena jumlah target biasanya dipertengahan tahun ada evaluasi manajemen.