Kendari (ANTARA) - Jamaah haji Indonesia asal Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya kloter 24, kini tengah bersiap menantikan jadwal keberangkatan pulang ke tanah air sembari menunaikan sejumlah agenda favorit yang juga menjadi keinginan jamaah haji dan umroh lainnya, salah satunya yakni berkunjung ke Museum Al Amoudi di Arab Saudi.

Sekretaris Daerah Provinsi Sultra yang juga Petugas Haji Daerah (PHD), Asrun Lio dalam rilis yang diterima, Minggu mengatakan, setelah melaksanakan rukun hingga wajib haji dan umroh, jamaah haji kloter 24 memanfaatkan waktu untuk berkunjung ke sejumlah tempat, yang tentu lokasinya cukup dekat dari penginapan. Sejumlah tempat bersejarah yang dikunjungi tersebut di antaranya, Syuhada Uhud, Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Al-Khandaq, Kebun Kurma, dan Museum Al Amoudi.

"Banyak tempat destinasi wisata religi yang terkenal di Arab Saudi, salah satunya yakni Museum Al Amoudi, di mana museum ini menyajikan banyak informasi tentang sejarah peradaban Arab sejak zaman dahulu bahkan hingga kini," ucap akademisi asal Bombana Moronene ini.

Jenderal ASN Provinsi Sultra ini menerangkan, saat tiba di depan museum yang nampak seperti benteng, di mana bangunannya pun terbuat dari campuran lumpur dan jerami, ditambah lagi pemandangan sekeliling hanya terdapat gurun pasir, membawa kesan kuat bagi para pengunjung seperti berada di Arab zaman dahulu.

"Saat berada di dalam museum, kita akan mendapatkan banyak informasi tentang peradaban Arab zaman dahulu hingga kini. Baik itu melalui foto hingga properti. Para pengunjung pun boleh mengenakan pakaian untuk sekadar berfoto, seperti pakaian perang hingga peralatannya," ucapnya. Sekretaris Provinsi Sultra yang juga Petugas Haji Daerah, Drs H. Asrun Lio MHum PhD (kanan) saat berada di Museum Al Amoudi di Kota Madinah. Nampak berbagai macam properti, mulai dari pakaian ala suku Badui, raja-raja, tentara Arab, alat perang, hingga batu bangunan. (Antara/Ho)
Dia melanjutkan, selain itu ada juga peralatan hidup sehari-hari masyarakat Arab zaman dulu, diantaranya batu untuk membangun, alat memasak, sumur, pernak pernik, tempat tidur, tempat duduk, hingga toko. Tak kalah menarik, terdapat foto tiga dimensi Hajar Aswad sehingga yang rindu tak melihat secara langsung hajar aswad maka bisa mengobati dengan melihat foto tiga dimensi tersebut.

"Dengan mengunjungi museum ini, kita juga bisa melihat bagaimana kondisi Mekah zaman dahulu hingga saat ini, yang disajikan melalui rangkaian gambar, dimana salah satunya Sahi dilakukan pada wilayah umum di tanah berdebu. Para pengunjung juga banyak meminati berfoto berpakaian ala suku Badui, raja-raja, bahkan ala tentara Arab. Foto sejumlah raja-raja Arab pun ditampilkan di museum ini," ucapnya.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024