Kendari (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat realisasi penyaluran pembiayaan ultra mikro (UMi) di provinsi tersebut mencapai Rp15.090.175.264.
Pelaksana Harian Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Sultra Adib Adli di Kendari, Jumat mengatakan jumlah pelaku usaha ultra mikro yang mengakses dana UMi sebanyak 3.862 debitur yang tersebar di 16 kabupaten/kota.
"Penyaluran pembiayaan UMi sampai 31 Mei 2023 di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara ini sudah mencapai Rp15,09 miliar yang disalurkan kepada 3.862 debitur," katanya.
Adib menyampaikan seluruh penyaluran pembiayaan ultra mikro di Sulawesi Tenggara satu-satunya dilakukan oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Pada pembiayaan UMi ini, debitur 100 persen merupakan kaum wanita dengan skema kelompok.
Ia menerangkan pembiayaan ultra mikro menyasar masyarakat yang hendak membuka usaha yang tidak terjangkau oleh perbankan. Pembiayaan disalurkan pada sektor perdagangan.
Adib merinci penyaluran pembiayaan UMi di 16 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara terbesar di Kabupaten Konawe tercatat Rp2,29 miliar kepada 559 debitur, disusul Kabupaten Konawe Selatan Rp1,69 miliar kepada 432 debitur, Kota Baubau Rp1,41 miliar pada 367 debitur.
Selanjutnya di Kabupaten Buton mencapai Rp1,25 miliar pada 340 debitur; Muna Rp1,22 miliar pada 328 debitur; Kota Kendari Rp1,20 miliar 302 debitur; Bombana Rp1 miliar 265 debitur; Muna Barat Rp856 juta 214 debitur; Kolaka Rp850 juta 207 debitur; Konawe Utara Rp802 juta 186 debitur; Kolaka Utara Rp772,19 juta 217 debitur.
Berikutnya di Kabupaten Buton Tengah Rp694,79 juta 170 debitur, Wakatobi Rp373 juta 98 debitur, Buton Selatan Rp350 juta 87 debitur, Kolaka Timur Rp175,22 juta 51 debitur, dan Kabupaten Buton Utara Rp117 juta pada 39 debitur.
"Di sini benar-benar PT PNM yang bergerak di bidang kredit ultra mikro yang mengembangkan pola pembiayaan bersama. Jadi, akan menyasar calon-calon pengusaha pengusaha baru," ucap Adib.
Dia berharap dengan adanya pembiayaan yang menyasar hingga pelaku usaha ultra mikro dapat mendorong dan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara.
Pelaksana Harian Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Sultra Adib Adli di Kendari, Jumat mengatakan jumlah pelaku usaha ultra mikro yang mengakses dana UMi sebanyak 3.862 debitur yang tersebar di 16 kabupaten/kota.
"Penyaluran pembiayaan UMi sampai 31 Mei 2023 di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara ini sudah mencapai Rp15,09 miliar yang disalurkan kepada 3.862 debitur," katanya.
Adib menyampaikan seluruh penyaluran pembiayaan ultra mikro di Sulawesi Tenggara satu-satunya dilakukan oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Pada pembiayaan UMi ini, debitur 100 persen merupakan kaum wanita dengan skema kelompok.
Ia menerangkan pembiayaan ultra mikro menyasar masyarakat yang hendak membuka usaha yang tidak terjangkau oleh perbankan. Pembiayaan disalurkan pada sektor perdagangan.
Adib merinci penyaluran pembiayaan UMi di 16 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara terbesar di Kabupaten Konawe tercatat Rp2,29 miliar kepada 559 debitur, disusul Kabupaten Konawe Selatan Rp1,69 miliar kepada 432 debitur, Kota Baubau Rp1,41 miliar pada 367 debitur.
Selanjutnya di Kabupaten Buton mencapai Rp1,25 miliar pada 340 debitur; Muna Rp1,22 miliar pada 328 debitur; Kota Kendari Rp1,20 miliar 302 debitur; Bombana Rp1 miliar 265 debitur; Muna Barat Rp856 juta 214 debitur; Kolaka Rp850 juta 207 debitur; Konawe Utara Rp802 juta 186 debitur; Kolaka Utara Rp772,19 juta 217 debitur.
Berikutnya di Kabupaten Buton Tengah Rp694,79 juta 170 debitur, Wakatobi Rp373 juta 98 debitur, Buton Selatan Rp350 juta 87 debitur, Kolaka Timur Rp175,22 juta 51 debitur, dan Kabupaten Buton Utara Rp117 juta pada 39 debitur.
"Di sini benar-benar PT PNM yang bergerak di bidang kredit ultra mikro yang mengembangkan pola pembiayaan bersama. Jadi, akan menyasar calon-calon pengusaha pengusaha baru," ucap Adib.
Dia berharap dengan adanya pembiayaan yang menyasar hingga pelaku usaha ultra mikro dapat mendorong dan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara.