Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara menggelar rembuk stunting bersama lintas sektor yang ada di daerah tersebut demi menciptakan generasi yang sehat dan produktif.

Bupati Konawe Utara Ruksamin menyampaikan bahwa stunting merupakan persoalan serius yang harus ditangani secara bersama-sama dengan peran dari semua lintas sektor.

"Hal ini merupakan masalah yang mempengaruhi masa depan kita secara kolektif baik dari segi kesehatan, pendidikan, maupun potensi ekonomi," katanya dikutip dari keterangan tertulis Kominfo Konawe Utara diterima di Kendari, Rabu.

Dia menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya dalam penanganan tengkes di antaranya memberikan makanan tambahan kepada anak-anak untuk mencegah dari penyakit.

Selain itu melakukan pendekatan sensitif yang berhubungan dengan faktor-faktor di lingkungan setempat, misalnya penuntasan kemiskinan ekstrem, sanitasi yang baik, serta membudayakan pola hidup bersih dan sehat kepada masyarakat.

Ruksamin mengutip data dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menyebut bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Konawe Utara telah menunjukkan tren yang menurun.

Ia mengatakan bahwa pada tahun 2020 prevalensi stunting di Konawe Utara tercatat 30,1 persen. Data ini turun menjadi 29,5 persen pada tahun 2021. Lalu, di tahun 2022 angkat tersebut kembali turun menjadi 21,6 persen.

Menurutnya, capaian prevalensi stunting di Kabupaten Konawe Utara telah berada di bawah rata-rata capaian Provinsi Sulawesi Tenggara (30,2 persen) dan rata-rata capaian nasional sebesar (24,4 persen).

''Alhamdulillah, capaian yang menggembirakan berkat kerja sama kita semua," tutur Ruksamin.

Meski begitu, dia mengajak agar terus meningkatkan koordinasi, sinergi, dan berkolaborasi dalam rangka menekan penurunan stunting di Kabupaten Konawe Utara dengan memetakan kendala yang dihadapi di lapangan ke depannya.

Pemerintah Kabupaten Konawe Utara terus berkomitmen untuk berupaya menurunkan prevalensi stunting dengan mengimplementasikan inovasi program kegiatan dan memastikan adanya basis data yang akurat.

"Kemudian, validasi data sesuai dengan keadaan di lapangan, sehingga data tersebut benar-benar mencapai sasaran dan target yang diharapkan," demikian Ruksamin.

Rembuk stunting yang dihadiri Forkompinda, Sekretaris Daerah, Kepala OPD, Tim Investing in Nutrition and Early (INEY) Ditjen Bina Bangsa Kemendagri Regional Makassar, Kepala BPJS, Kepala BPS, Kepala Kementerian Agama Konawe Utara, para camat, para kepala desa, para kepala puskesmas, Satgas Stunting, dan para pendamping desa.*

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2025