Kendari (ANTARA) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyelenggarakan pelatihan bagi potensi SAR dari instansi pemerintah dan organisasi kemasyarakatan di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Pelaksana Tugas Kepala Basarnas Kendari Rudi mengatakan bahwa pelatihan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan potensi SAR dalam melakukan upaya pencarian dan pertolongan saat terjadi musibah atau kondisi yang dapat membahayakan keselamatan manusia.
"Hari ini kami memberikan pelatihan potensi SAR teknik pertolongan pertama atau first aid dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang, terdiri dari aparat TNI-Polri, instansi pemerintah, dan organisasi kemasyarakatan," katanya di Kendari, Senin.
Ia menjelaskan bahwa selama pelatihan anggota potensi SAR diajari melakukan pertolongan pertama, termasuk melakukan penilaian korban; pemindahan korban; resusitasi jantung dan paru-paru; penanganan cedera jaringan lunak dan organ dalam, patah tulang, serta cedera kepala, dada, dan tulang belakang; juga penanganan luka bakar dan kedaruratan lingkungan.
"Termasuk cara terapi oksigen," katanya.
Potensi SAR, ia mengatakan, membutuhkan pengetahuan mengenai upaya pertolongan pertama untuk membantu orang yang terkena musibah atau menghadapi situasi yang membahayakan keselamatan.
Staf Ahli Gubernur Sulawesi Tenggara Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Keuangan La Ode Saifuddin berharap pelatihan potensi SAR dapat meningkatkan mutu pelayanan SAR.
"Sehingga pelayanan SAR yang diberikan kepada masyarakat bisa dilaksanakan secara cepat dan optimal," kata Saifuddin.
Pelaksana Tugas Kepala Basarnas Kendari Rudi mengatakan bahwa pelatihan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan potensi SAR dalam melakukan upaya pencarian dan pertolongan saat terjadi musibah atau kondisi yang dapat membahayakan keselamatan manusia.
"Hari ini kami memberikan pelatihan potensi SAR teknik pertolongan pertama atau first aid dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang, terdiri dari aparat TNI-Polri, instansi pemerintah, dan organisasi kemasyarakatan," katanya di Kendari, Senin.
Ia menjelaskan bahwa selama pelatihan anggota potensi SAR diajari melakukan pertolongan pertama, termasuk melakukan penilaian korban; pemindahan korban; resusitasi jantung dan paru-paru; penanganan cedera jaringan lunak dan organ dalam, patah tulang, serta cedera kepala, dada, dan tulang belakang; juga penanganan luka bakar dan kedaruratan lingkungan.
"Termasuk cara terapi oksigen," katanya.
Potensi SAR, ia mengatakan, membutuhkan pengetahuan mengenai upaya pertolongan pertama untuk membantu orang yang terkena musibah atau menghadapi situasi yang membahayakan keselamatan.
Staf Ahli Gubernur Sulawesi Tenggara Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Keuangan La Ode Saifuddin berharap pelatihan potensi SAR dapat meningkatkan mutu pelayanan SAR.
"Sehingga pelayanan SAR yang diberikan kepada masyarakat bisa dilaksanakan secara cepat dan optimal," kata Saifuddin.