Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten(Pemkab) Buton melakukan promosi aspal alam yang ada di daerah tersebut melalui tenunan bermotif aspal saat mengikuti pawai budaya sebagai rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-59 Provinsi Sulawesi Tenggara.
Penjabat Bupati Buton, Basiran di Kendari, Senin mengatakan tema yang dibawakan pihaknya dalam pawai budaya yakni Permata Hitam Aspal Butuni sebagai upaya promosi karena sesuai instruksi Presiden Joko Widodo mengajak penggunaan aspal Buton sebagai produk dalam negeri.
“Karena Kabupaten Buton sebagai salah satu penghasil aspal di Bumi Anoa atau Sulawesi Tenggara memiliki potensi aspal terbesar di dunia khususnya aspal alam. Tema ini penting kami angkat dimana saat ini negara, dalam hal ini Bapak Presiden mengharapkan penggunaan aspal dalam negeri yaitu aspal Buton,” katanya.
Pemkab Buton ikut serta dalam pawai budaya dalam peringatan HUT ke-59 Sultra tahun 2023 yang dilaksanakan di Kota Kendari. Buton tampil dengan nomor urut 8 mengangkat tema Permata Hitam Aspal Butuni.
Basiran menuturkan tenunan Buton dengan pewarna alami menghias kain tenun dengan motif aspal sebagai salah satu ikon promosi daerah.
“Permata Hitam Aspalano Butuuni merupakan anugerah sumber daya alam yang Tuhan titipkan pada Wuta Barakatino Butuuni (tanah Buto)," ujar dia.
Menurutnya Kabupaten Buton yang terkenal dengan kualitas aspal terbaik di dunia dengan jumlah deposit aspal 662 juta ton, bagai batu hitam jatuh dari surga yang akan senantiasa membawa Buton menuju kesejahteraan.
Lebih lanjut Basiran menerangkan pada kostum yang ditampilkan setiap ornamennya menggambarkan kekayaan alam Buton. Dengan perpaduan kain tenun tradisional warna hitam dan silver yang menggambarkan kekayaan alam dan budaya Buton.
Pemkab Buton promosi aspal lewat tenun saat HUT ke-59 Sultra di Kota Kendari, Senin (8/5/2023) (ANTARA/Harianto)
Di belakang ikon Aspalano Butuuni diikuti barisan Tari Tradisional Mangaru dan keragaman pakaian adat Buton yang terdiri dari Jubah Ake, Jubah Lau Lau, pakaian wanita Katapisi, Balebau, dan keragaman motif pakaian tenunan Buton.
Menurut mantan Kepala BPKAD Sultra ini, pawai budaya yang dilaksanakan sangat positif karena sebagai bentuk kinerja dari Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra (Ali Mazi-Lukman Abunawas).
“Kegiatan ini sangat luar biasa sebagai bagian dari prestasi Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur dalam memimpin Sulawesi tenggara lima tahun terakhir. Ini adalah bukti bahwasanya Sulawesi Tenggara sebagai bagian dari Indonesia yang akan menjadi pusat energi Indonesia di masa depan," tutur dia.
Penjabat Bupati berharap kegiatan pawai budaya ini dapat masuk dalam kalender nasional pariwisata Indonesia.
Sebanyak 17 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara menampilkan ciri khas budaya masing-masing daerah melintas di hadapan panggung kehormatan.
Pawai budaya tersebut juga diikuti sejumlah unsur Forkopimda, yakni Lanal Kendari, Lanud Haluoleo, Kodim 1417/Kendari, sejumlah OPD lingkup Sulawesi Tenggara dan berbagai lembaga vertikal, seperti OJK, Ombudsman, BKKBN, dan BPS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Buton promosi aspal lewat tenun saat HUT ke-59 Sultra
Penjabat Bupati Buton, Basiran di Kendari, Senin mengatakan tema yang dibawakan pihaknya dalam pawai budaya yakni Permata Hitam Aspal Butuni sebagai upaya promosi karena sesuai instruksi Presiden Joko Widodo mengajak penggunaan aspal Buton sebagai produk dalam negeri.
“Karena Kabupaten Buton sebagai salah satu penghasil aspal di Bumi Anoa atau Sulawesi Tenggara memiliki potensi aspal terbesar di dunia khususnya aspal alam. Tema ini penting kami angkat dimana saat ini negara, dalam hal ini Bapak Presiden mengharapkan penggunaan aspal dalam negeri yaitu aspal Buton,” katanya.
Pemkab Buton ikut serta dalam pawai budaya dalam peringatan HUT ke-59 Sultra tahun 2023 yang dilaksanakan di Kota Kendari. Buton tampil dengan nomor urut 8 mengangkat tema Permata Hitam Aspal Butuni.
Basiran menuturkan tenunan Buton dengan pewarna alami menghias kain tenun dengan motif aspal sebagai salah satu ikon promosi daerah.
“Permata Hitam Aspalano Butuuni merupakan anugerah sumber daya alam yang Tuhan titipkan pada Wuta Barakatino Butuuni (tanah Buto)," ujar dia.
Menurutnya Kabupaten Buton yang terkenal dengan kualitas aspal terbaik di dunia dengan jumlah deposit aspal 662 juta ton, bagai batu hitam jatuh dari surga yang akan senantiasa membawa Buton menuju kesejahteraan.
Lebih lanjut Basiran menerangkan pada kostum yang ditampilkan setiap ornamennya menggambarkan kekayaan alam Buton. Dengan perpaduan kain tenun tradisional warna hitam dan silver yang menggambarkan kekayaan alam dan budaya Buton.
Di belakang ikon Aspalano Butuuni diikuti barisan Tari Tradisional Mangaru dan keragaman pakaian adat Buton yang terdiri dari Jubah Ake, Jubah Lau Lau, pakaian wanita Katapisi, Balebau, dan keragaman motif pakaian tenunan Buton.
Menurut mantan Kepala BPKAD Sultra ini, pawai budaya yang dilaksanakan sangat positif karena sebagai bentuk kinerja dari Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra (Ali Mazi-Lukman Abunawas).
“Kegiatan ini sangat luar biasa sebagai bagian dari prestasi Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur dalam memimpin Sulawesi tenggara lima tahun terakhir. Ini adalah bukti bahwasanya Sulawesi Tenggara sebagai bagian dari Indonesia yang akan menjadi pusat energi Indonesia di masa depan," tutur dia.
Penjabat Bupati berharap kegiatan pawai budaya ini dapat masuk dalam kalender nasional pariwisata Indonesia.
Sebanyak 17 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara menampilkan ciri khas budaya masing-masing daerah melintas di hadapan panggung kehormatan.
Pawai budaya tersebut juga diikuti sejumlah unsur Forkopimda, yakni Lanal Kendari, Lanud Haluoleo, Kodim 1417/Kendari, sejumlah OPD lingkup Sulawesi Tenggara dan berbagai lembaga vertikal, seperti OJK, Ombudsman, BKKBN, dan BPS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Buton promosi aspal lewat tenun saat HUT ke-59 Sultra