Kendari (ANTARA) - Penjabat Bupati Buton Basiran mengajak seluruh masyarakat di daerah tersebut agar melestarikan warisan budaya nenek moyang yakni Tari Mangaru agar tidak tergerus oleh budaya-budaya asing.
"Tarian Mangaru harus terus dikembangkan dan terus menerus dilakukan agar tetap diwariskan bagi generasi kita," kata Basiran dalam keterangan resmi saat menghadiri acara adat tahunan Desa Boneatiro yang dirangkaikan Festival Tari Mangaru di Baru Raja Mulai, Boneatiro, Kecamatan Kapontori di Buton, Sulawesi Tenggara, Kamis.
Dia menyampaikan bahwa Tarian Mangaru harus terus dikembangkan dan terus menerus dilakukan karena tarian tersebut mengajarkan seseorang untuk menjadi pribadi yang kuat, baik secara fisik maupun dalam pengendalian diri.
"Sebab, seorang yang memiliki kemampuan bela diri berarti ia mampu mengendalikan dirinya," ujar dia.
Basiran menyebut selain pengendalian diri, Tari Mangaru juga mengajarkan untuk selalu istiqomah. Kata dia, warga Buton adalah orang-orang yang istiqomah yang berserah diri kepada Allah dan mampu mengendalikan dirinya.
Lebih lanjut Basiran mengatakan bahwa leluhur di daerah tersebut telah menanamkan yang namanya "Sara Pataaguna" yang telah menjadi wasiat turun temurun oleh orang tua zaman dulu di Buton sebelum lahirnya Pancasila.
"Sara Pataanguna dalam masyarakat Buton yakni Poma-maasiaka, Poangka-ngkataka, Pomae-maeaka, Popiara-piara dan Pobhinci-bhinciki kuli, yang artinya saling menyayangi, saling mengayomi, saling mendukung atau menopang, saling menghargai dan menghormati,” jelas Basiran.
Mantan Kepala BPKAD Sultra ini menuturkan bahwa Tarian Mangaru juga merupakan ajang silaturahim, apalagi diadakan setelah Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, dimana masyarakat rantau berbaur dengan warga setempat.
Dia mengajak seluruh warganya untuk selalu menjaga kebersamaan dan terus meningkatkan kekerabatan, menjaga keharmonisan demi membangun daerah Kabupaten Buton yang lebih baik ke depannya.
Turut hadir anggota DPRD Buton Wa Ode Nurnia Kahar, Camat Kapontori, Kepala Desa Boneatiro beserta perangkat Desa Boneatiro, tokoh masyarakat, tokoh agama dan perangkat adat serta seluruh masyarakat Desa Boneatiro.
"Tarian Mangaru harus terus dikembangkan dan terus menerus dilakukan agar tetap diwariskan bagi generasi kita," kata Basiran dalam keterangan resmi saat menghadiri acara adat tahunan Desa Boneatiro yang dirangkaikan Festival Tari Mangaru di Baru Raja Mulai, Boneatiro, Kecamatan Kapontori di Buton, Sulawesi Tenggara, Kamis.
Dia menyampaikan bahwa Tarian Mangaru harus terus dikembangkan dan terus menerus dilakukan karena tarian tersebut mengajarkan seseorang untuk menjadi pribadi yang kuat, baik secara fisik maupun dalam pengendalian diri.
"Sebab, seorang yang memiliki kemampuan bela diri berarti ia mampu mengendalikan dirinya," ujar dia.
Basiran menyebut selain pengendalian diri, Tari Mangaru juga mengajarkan untuk selalu istiqomah. Kata dia, warga Buton adalah orang-orang yang istiqomah yang berserah diri kepada Allah dan mampu mengendalikan dirinya.
Lebih lanjut Basiran mengatakan bahwa leluhur di daerah tersebut telah menanamkan yang namanya "Sara Pataaguna" yang telah menjadi wasiat turun temurun oleh orang tua zaman dulu di Buton sebelum lahirnya Pancasila.
"Sara Pataanguna dalam masyarakat Buton yakni Poma-maasiaka, Poangka-ngkataka, Pomae-maeaka, Popiara-piara dan Pobhinci-bhinciki kuli, yang artinya saling menyayangi, saling mengayomi, saling mendukung atau menopang, saling menghargai dan menghormati,” jelas Basiran.
Mantan Kepala BPKAD Sultra ini menuturkan bahwa Tarian Mangaru juga merupakan ajang silaturahim, apalagi diadakan setelah Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, dimana masyarakat rantau berbaur dengan warga setempat.
Dia mengajak seluruh warganya untuk selalu menjaga kebersamaan dan terus meningkatkan kekerabatan, menjaga keharmonisan demi membangun daerah Kabupaten Buton yang lebih baik ke depannya.
Turut hadir anggota DPRD Buton Wa Ode Nurnia Kahar, Camat Kapontori, Kepala Desa Boneatiro beserta perangkat Desa Boneatiro, tokoh masyarakat, tokoh agama dan perangkat adat serta seluruh masyarakat Desa Boneatiro.