Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), saat ini telah menginisiasi pembentukan Gerakan Orang Tua Asuh Balita Stunting untuk mempercepat penanganan kasus stunting di daerah itu.
"Inisiasi Gerakan Orang Tua Asuh ini demi mencegah gangguan pertumbuhan pada anak. Orang tua asuh memberi perhatian lebih dengan memperhatikan, merawat tumbuh kembang anak-anak balita dengan sebaik-baiknya. Mereka aset dan masa depan bangsa,” kata Penjabat Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu, di Kendari, Jumat.
Untuk itu Pemkot Kendari telah melaksanakan Rapat Penetapan Gerakan Orang Tua Asuh bersama para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se-Kota Kendari.
“Kita tidak hanya sekedar lakukan, tapi kita perlu mengevaluasi dan intervensi kembali. Nanti kita juga akan memperoleh data-data dari Kadis Kesehatan, kita lakukan
intervensi di bulan pertama dan setelah sebulan kita lihat, apakah ada perubahan terkait berat badan dan nanti akan diukur juga tinggi badan anak,” katanya.
Selanjutnya, kata dia, telah disampaikan kepada masing-masing orang tua terkait data anak-anaknya atau balitanya tersebut, sehingga bisa diketahui apakah program itu bisa berdampak positif atau tidak ada perubahan.
Para orang tua asuh, kata dia, akan membantu pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak yang mengalami stunting, kekurangan gizi kronis, yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata tinggi anak seusianya.
Ia mengaku Pemkot Kendari melalui dinas terkait seperti Dinas Kependudukan Capil dan KB, Dinas Kesehatan, dan dinas terkait lainnya, harus serius untuk menekan angka stunting melalui berbagai program dan inovasi untuk menciptakan generasi yang unggul dan berdaya saing.
Kepala Dinas Kependudukan dan KB Kendari, Jahuddin, menyebutkan angka stunting di Kota Kendari mengalami penurunan berdasarkan versi hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.
“Berdasarkan hasil SGGI yang telah disampaikan Menteri Kesehatan beberapa hari lalu, khusus Kota Kendari mengalami penurunan presentasi data stunting yakni dari 24 persen tahun 2021 menjadi 19,5 persen tahun 2022,” katanya.
Ia mengatakan angka itu sekaligus menempatkan Kendari sebagai daerah dengan angka stunting terendah dari seluruh kabupaten/kota di Sultra.
"Inisiasi Gerakan Orang Tua Asuh ini demi mencegah gangguan pertumbuhan pada anak. Orang tua asuh memberi perhatian lebih dengan memperhatikan, merawat tumbuh kembang anak-anak balita dengan sebaik-baiknya. Mereka aset dan masa depan bangsa,” kata Penjabat Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu, di Kendari, Jumat.
Untuk itu Pemkot Kendari telah melaksanakan Rapat Penetapan Gerakan Orang Tua Asuh bersama para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se-Kota Kendari.
“Kita tidak hanya sekedar lakukan, tapi kita perlu mengevaluasi dan intervensi kembali. Nanti kita juga akan memperoleh data-data dari Kadis Kesehatan, kita lakukan
intervensi di bulan pertama dan setelah sebulan kita lihat, apakah ada perubahan terkait berat badan dan nanti akan diukur juga tinggi badan anak,” katanya.
Selanjutnya, kata dia, telah disampaikan kepada masing-masing orang tua terkait data anak-anaknya atau balitanya tersebut, sehingga bisa diketahui apakah program itu bisa berdampak positif atau tidak ada perubahan.
Para orang tua asuh, kata dia, akan membantu pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak yang mengalami stunting, kekurangan gizi kronis, yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata tinggi anak seusianya.
Ia mengaku Pemkot Kendari melalui dinas terkait seperti Dinas Kependudukan Capil dan KB, Dinas Kesehatan, dan dinas terkait lainnya, harus serius untuk menekan angka stunting melalui berbagai program dan inovasi untuk menciptakan generasi yang unggul dan berdaya saing.
Kepala Dinas Kependudukan dan KB Kendari, Jahuddin, menyebutkan angka stunting di Kota Kendari mengalami penurunan berdasarkan versi hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.
“Berdasarkan hasil SGGI yang telah disampaikan Menteri Kesehatan beberapa hari lalu, khusus Kota Kendari mengalami penurunan presentasi data stunting yakni dari 24 persen tahun 2021 menjadi 19,5 persen tahun 2022,” katanya.
Ia mengatakan angka itu sekaligus menempatkan Kendari sebagai daerah dengan angka stunting terendah dari seluruh kabupaten/kota di Sultra.