Baubau (ANTARA) - Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Persampahan Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, menyebut volume sampah di daerah itu selama bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah meningkat dari hari biasanya terutama sampah dari pasar-pasar tradisional.

Kepala UPTD Persampahan Kota Baubau, Anisa, di Baubau, Jumat, mengatakan, volume sampah dari pasar Wameo dan Karya Nugraha cukup signifikan seiring meningkatnya aktifitas pasar dalam melayani kunjungan masyarakat yang berbelanja untuk menyiapkan kebutuhan rumah tangga.

"Jadi, seperti dari pasar Wameo itu kalau hari biasanya itu hanya 2-3 kontainer, tapi dalam bulan Ramadhan ini naik menjadi 7 kontainer per hari," ujarnya.

Ia menyebutkan, secara hitungan melalui jembatan timbang volume sampah pada hari biasanya mencapai 80 ton per hari. Namun di bulan Ramadhan ini ada kenaikan sekira 35 ton setiap hari terutama dari pasokan sampah pasar.

"Kalau puasa itu kebanyakan sampah organik sekitar 80 persen. Tapi Alhamdullilah sampah pasar Wameo dan Karya Nugraha itu berupa sampah kulit kelapa dan sisa-sisa sayuran, dan sampah itu kami sementara mengolah jadi kompos jadi bisa teratasi," katanya.

Dengan tertanganinya sampah-sampah tersebut, menurut dia, kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah tidak lagi terbebani. Namun begitu, sampah-sampah rumah tangga yang di tempat-tempat pembuangan sampah (TPS) semua ke zona TPA.

Dikatakannya, bahwa setiap tahun volume persampahan didaerah itu meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan perumahan-perumahan baru.

"Setiap tahun volume sampah pada hari Lebaran pasti ada peningkatan dari hari biasanya. Kalau yang terbesar saat ini sampah Pasar Wameo, Karya Nugraha, TPS Putri, TPS Medibrata dan TPS Perumahan Palem Beach," katanya.

Terkait sarana operasional, kata Anisa, bahwa kendaraan pengangkut sampah yang ada saat ini masih sangat kurang, mobil yang baru beroperasi hanya empat unit dan kendaraan lainnya pun usianya sudah cukup tua sehingga butuh perawatan yang lebih.

"Kita sarana yang ada hanya itu-itu saja, apalagi usia armada sudah cukup lama jadi memang sudah agak rewel, dan kondisinya saat ini kita tidak memiliki mobil cadangan, sehingga ketika sewaktu-waktu terganggu atau rusak maka wilayah jalur operasional tidak akan terangkut," katanya.

Lebih lanjut kata dia, mobil pengangkut sampah sudah memiliki jalur masing-masing, dimana per unitnya mempunyai dua shift yakni pagi dan siang hari beroperasi.

"Jadi mobil ini tidak pernah berhenti dimana pagi operasi sampai jam 12.00 Wita lalu lanjut lagi pukul 13.00 Wita sampai pukul 17.00 Wita. Malahan ada empat unit mobil yang keluar lagi malam pada pukul 18.00 Wita, apalagi kalau ada kapal sampai jam 2 malam masih beroperasi," katanya, dengan menambahkan jumlah untuk sopir dan pengangkut sampah sebanyak 200 orang dan penyapu 158 orang.
 

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024