Kendari (ANTARA) - Divisi Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Tenggara melaksanakan studi tiru inovasi di Lapas dan Rutan serta Rupbasan Kelas II Wates di Yogyakarta guna mewujudkan pembangunan zona integritas menuju wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih dan melayani (WBBM).

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Sultra Muslim melalui telepon di Kendari, Kamis, mengatakan bahwa pelaksanaan studi tiru di seluruh unit pelaksana teknis (UPT) pemasyarakatan Kemenkumham Sultra yang terbagi dua gelombang.

Muslim menjelaskan bahwa gelombang pertama sedang berlangsung adalah UPT pemasyarakatan yang berangkat sebanyak enam UPT, yakni Lapas Kelas IIA Kendari, Bapas Kelas II Kendari, Bapas Kelas II Baubau, Rupbasan Kelas I Kendari, Rutan Kelas IIB Unaaha, dan LPKA Kelas II Kendari.

Disebutkan pula bahwa enam UPT pemasyarakatan Kemenkumham Sultra tersebut melakukan studi tiru di Lapas Kelas IIA Yogyakarta, LPKA Kelas II Yogyakarta, Rutan Kelas IIA Yogyakarta, dan Rupbasan Kelas II Wates.

Sementara itu, gelombang kedua akan diberangkatkan di pertengahan Maret 2023 sebanyak lima UPT pemasyarakatan, yakni Lapas Kelas IIA Baubau, Rutan Kelas IIA Kendari, Rutan Kelas IIB Kolaka, Rutan Kelas IIB Raha, dan Lapas Perempuan Kelas III Kendari bertempat di Lapas Kelas II Cibinong dan Rutan Kelas IIA Bandung.

Ia menyebut salah satu keunggulan dan inovasi yang menjadi perhatian pihaknya di Lapas Yogyakarta, yaitu Assesment Center Narapidana (ASCENA) yang dibuat untuk memudahkan para wali pemasyarakatan pada Lapas Yogyakarta melakukan penilaian SPPN dengan memanfaatkan kartu kontrol atau kartu presensi pelaksanaan pembinaan kepribadian/kemandirian dan pemindai kartu kontrol pembinaan.

Setelah berkunjung di Lapas Kelas IIA Yogyakarta, pihaknya melaksanakan kunjungan ke Rutan Kelas IIA Yogyakarta yang sebelumnya sudah menyandang predikat WBK pada tahun 2020 dan turut bersaing meraih predikat WBBM pada tahun ini.

"Salah satu inovasi unggulan Rutan Yogyakarta adalah Si Poli atau Sistem Poliklinik yang menghadirkan penyederhanaan alur pengobatan bagi warga binaan dan ketersediaan ruang limbah medis," tutur Muslim.

Ketua Umum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Sultra ini mengaku bahwa sejumlah inovasi dari lapas dan rutan di Yogjyakarta akan diadopsi di jajaran pemasyarakatan Kemenkumham Sultra.

"Banyak inovasi unggulan dan kiat-kiat strategis yang dapat menumbuhkan semangat tim dari UPT pemasyarakatan Sulawesi Senggara untuk berkreasi dan menambah ilmunya diimplementasikan saat kembali ke UPT pemasyarakatan masing-masing sehingga bisa meraih WBK dan WBBM," kata Muslim.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024