Kendari (ANTARA) - Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Baubau Sulawesi Tenggara pada 2023 mengalokasikan anggaran untuk kegiatan mitigasi aman bencana di sekolah pesisir, karena Kota Baubau masuk peta rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.
Kepala Pelaksana BPBD Baubau La Ode Muslimin Hibali dalam pernyataan tertulis yang diterima di Kendari, Selasa menyebutkan, ada tiga sekolah tingkat SD dan SMP yang berada di pesisir pantai dan rawan terhadap dampak bencana tsunami.
"Pengetahuan terkait kebencanaan sangat mendukung para pelajar agar mengetahui risiko dan cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana alam demi meminimalisasi risiko kehilangan nyawa," katanya.
Dia menambahkan, rencananya kegiatan tersebut akan melibatkan BMKG, PMI hingga aparat Kepolisian sebagai pemateri. Sementara pusat kegiatan di sekolah bertingkat dan berada di pesisir pantai seperti di Kelurahan Sulaa dan SMP dekat Pantai Kamali.
"Tentu kami sudah bidik SD di Kelurahan Sulaa dan SMP bertingkat dekat KONI Baubau atau pilihan lainnya SMP di Baadia," ujarnya.
Muslimin menambahkan, kegiatan serupa sebaiknya diselenggarakan di seluruh sekolah, namun karena keterbatasan anggaran dan banyaknya jumlah sekolah di Kota Baubau maka pihaknya hanya menyentuh tiga sekolah saja.
Namun demikian dirinya menyarankan seluruh sekolah dapat menganggarkan kegiatan mitigasi bencana melalui dana bantuan operasional sekolah (BOS) sehingga seluruh peserta didik paham tata cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana.
Dalam beberapa tahun terakhir BPBD telah mengelar kegiatan mitigasi kesiapsiagaan bencana di beberapa sekolah diantaranya SMAN 1 Baubau , SMPN 1, SMPN 4, SMPN 3 dan SDN 2 Baubau.
Kepala Pelaksana BPBD Baubau La Ode Muslimin Hibali dalam pernyataan tertulis yang diterima di Kendari, Selasa menyebutkan, ada tiga sekolah tingkat SD dan SMP yang berada di pesisir pantai dan rawan terhadap dampak bencana tsunami.
"Pengetahuan terkait kebencanaan sangat mendukung para pelajar agar mengetahui risiko dan cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana alam demi meminimalisasi risiko kehilangan nyawa," katanya.
Dia menambahkan, rencananya kegiatan tersebut akan melibatkan BMKG, PMI hingga aparat Kepolisian sebagai pemateri. Sementara pusat kegiatan di sekolah bertingkat dan berada di pesisir pantai seperti di Kelurahan Sulaa dan SMP dekat Pantai Kamali.
"Tentu kami sudah bidik SD di Kelurahan Sulaa dan SMP bertingkat dekat KONI Baubau atau pilihan lainnya SMP di Baadia," ujarnya.
Muslimin menambahkan, kegiatan serupa sebaiknya diselenggarakan di seluruh sekolah, namun karena keterbatasan anggaran dan banyaknya jumlah sekolah di Kota Baubau maka pihaknya hanya menyentuh tiga sekolah saja.
Namun demikian dirinya menyarankan seluruh sekolah dapat menganggarkan kegiatan mitigasi bencana melalui dana bantuan operasional sekolah (BOS) sehingga seluruh peserta didik paham tata cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana.
Dalam beberapa tahun terakhir BPBD telah mengelar kegiatan mitigasi kesiapsiagaan bencana di beberapa sekolah diantaranya SMAN 1 Baubau , SMPN 1, SMPN 4, SMPN 3 dan SDN 2 Baubau.