Baubau (ANTARA) - Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Baubau, Sulawesi Tenggara, mencatat jumlah penerbitan paspor sepanjang tahun 2022 sebanyak 3.068 buku, meningkat hingga enam kali lipat dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 519 paspor.
Kepala Sub-Seksi Pelayanan dan Verifikasi Dokumen Keimigrasian Kantor Imigrasi Baubau Prasetya Wiratama Jaladri Sakti di Baubau, Jumat, menyebutkan tingginya penerbitan paspor pada 2022 berkat berbagai inovasi yang dilakukan institusinya dalam mempermudah pelayanan kepada masyarakat.
"Jadi, kita terus berinovasi agar bagaimana caranya pemohon tidak perlu datang ke kantor Imigrasi karena pemohon juga kadang ada yang hari kerja tidak sempat mengurus paspor. Jadi, kita ke tempat mereka guna mempermudah pelayanan," ujarnya.
"Kita terus melakukan inovasi-inovasi, bahkan hari Sabtu dan Minggu pun kita siap melayani," imbuhnya.
Ia mengatakan meskipun selalu berupaya menciptakan inovasi-inovasi untuk mempermudah atau mempercepat pelayanan, tetapi Kanim Baubau tidak mengesampingkan masalah administrasi dokumen yang dibutuhkan sebagai persyaratan untuk menerbitkan paspor.
Menurut Prasetya, penerbitan paspor itu terdiri atas paspor haji, umrah dan wisata yang tersebar pada enam wilayah kerja Kanim Baubau, meliputi Kota Baubau, Kabupaten Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Buton Utara, Muna, Kabupaten Muna Barat, dan Kepulauan Kabaena (Kabupaten Bombana).
"Harapan kita penerbitan paspor tahun ini bisa lebih meningkat lagi," ujarnya.
Sementara dalam sistem pelayanan keimigrasian, Kepala Kanim Baubau Teguh Santoso menambahkan pihaknya sudah melakukan keterbukaan pelayanan, mulai persyaratan paspor, besaran biaya hingga tercetaknya paspor.
"Semua sudah terbuka, termasuk izin tinggalnya juga kita sudah lakukan publikasi. Makanya kita di sini mengambil jargon Tarsius (transparan, inovatif, unggul, dan smart). Maksudnya transparan itu kami sudah melakukan keterbukaan tadi, terus inovasi kita tentunya dituntut sebagai pegawai imigrasi selalu untuk berinovasi. Makanya inovasi itu adanya paspor sedekah, kerja sama kantor pos, serta Sabtu dan Minggu melayani," ujar Teguh menambahkan.
Ia juga mengatakan pihaknya selalu siap memberikan pelayanan dengan inovasi pola jemput bola sebagai upaya mempermudah masyarakat yang ingin mendapatkan paspor.
"Seperti kemarin kita melakukan pelayanan di Buton Utara dengan kondisi jalur agak sulit, terus kita juga melakukan pelayanan di Muna Barat yang saat itu kondisi cuaca sedang kurang bersahabat, tetapi demi mempermudah pelayanan kami melaksanakan tugas. Jadi, itulah suatu upaya bahwa kami memperhatikan semua di wilayah kerja kami," ujarnya.
Kepala Sub-Seksi Pelayanan dan Verifikasi Dokumen Keimigrasian Kantor Imigrasi Baubau Prasetya Wiratama Jaladri Sakti di Baubau, Jumat, menyebutkan tingginya penerbitan paspor pada 2022 berkat berbagai inovasi yang dilakukan institusinya dalam mempermudah pelayanan kepada masyarakat.
"Jadi, kita terus berinovasi agar bagaimana caranya pemohon tidak perlu datang ke kantor Imigrasi karena pemohon juga kadang ada yang hari kerja tidak sempat mengurus paspor. Jadi, kita ke tempat mereka guna mempermudah pelayanan," ujarnya.
"Kita terus melakukan inovasi-inovasi, bahkan hari Sabtu dan Minggu pun kita siap melayani," imbuhnya.
Ia mengatakan meskipun selalu berupaya menciptakan inovasi-inovasi untuk mempermudah atau mempercepat pelayanan, tetapi Kanim Baubau tidak mengesampingkan masalah administrasi dokumen yang dibutuhkan sebagai persyaratan untuk menerbitkan paspor.
Menurut Prasetya, penerbitan paspor itu terdiri atas paspor haji, umrah dan wisata yang tersebar pada enam wilayah kerja Kanim Baubau, meliputi Kota Baubau, Kabupaten Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Buton Utara, Muna, Kabupaten Muna Barat, dan Kepulauan Kabaena (Kabupaten Bombana).
"Harapan kita penerbitan paspor tahun ini bisa lebih meningkat lagi," ujarnya.
Sementara dalam sistem pelayanan keimigrasian, Kepala Kanim Baubau Teguh Santoso menambahkan pihaknya sudah melakukan keterbukaan pelayanan, mulai persyaratan paspor, besaran biaya hingga tercetaknya paspor.
"Semua sudah terbuka, termasuk izin tinggalnya juga kita sudah lakukan publikasi. Makanya kita di sini mengambil jargon Tarsius (transparan, inovatif, unggul, dan smart). Maksudnya transparan itu kami sudah melakukan keterbukaan tadi, terus inovasi kita tentunya dituntut sebagai pegawai imigrasi selalu untuk berinovasi. Makanya inovasi itu adanya paspor sedekah, kerja sama kantor pos, serta Sabtu dan Minggu melayani," ujar Teguh menambahkan.
Ia juga mengatakan pihaknya selalu siap memberikan pelayanan dengan inovasi pola jemput bola sebagai upaya mempermudah masyarakat yang ingin mendapatkan paspor.
"Seperti kemarin kita melakukan pelayanan di Buton Utara dengan kondisi jalur agak sulit, terus kita juga melakukan pelayanan di Muna Barat yang saat itu kondisi cuaca sedang kurang bersahabat, tetapi demi mempermudah pelayanan kami melaksanakan tugas. Jadi, itulah suatu upaya bahwa kami memperhatikan semua di wilayah kerja kami," ujarnya.