Kendari (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara menemukan sebanyak 272 orang di daerah tersebut positif terinfeksi penyakit HIV AIDS selama Januari hingga November 2022.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kendari Ellfi di Kendari, Selasa, mengatakan temuan penyakit tersebut merupakan kasus baru yang ditemukan dalam kurun waktu 11 bulan sepanjang tahun 2022.
"Data untuk kasus HIV di bulan Desember 2022 belum selesai dari semua layanan kesehatan yang ada di Kota Kendari. Jadi data yang pasti itu dari Januari sampai November 2022, kasus HIV yang kita temukan sebanyak 272 kasus," katanya.
Ellfi menyampaikan kasus HIV/AIDS di daerah tersebut mengalami tren peningkatan yang signifikan, pasalnya bila dibandingkan tahun 2021 tercatat 108 kasus.
Dia menyebut, temuan ratusan kasus HIV AIDS di daerah itu didominasi jenis kelamin laki-laki yang rata-rata ditemukan di pusat layanan kesehatan termasuk temuan di lapangan dari tempat-tempat yang dinilai berisiko terjadinya penularan.
"Jadi sebagian besar memang ini kita temukan di layanan kesehatan. Dan ada yang kita dapat pada saat melakukan kunjungan langsung di lapangan di hospot atau tempat-tempat yang memang kita anggap berisiko untuk terjadinya penularan penyakit ini," ujar dia.
Ia menjelaskan, ketika pihaknya melakukan kunjungan ke lapangan dan menemukan seseorang diduga terinfeksi penyakit HIV/AIDS, pihaknya tidak serta merta menetapkan orang tersebut positif penyakit itu. Namun, memberikan rujukan untuk pemeriksaan di RSUD Kota Kendari, RS Bahteramas dan Puskesmas Lepo-Lepo guna menegakkan diagnosa yang sesuai atau akurat.
Dia menerangkan, penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit yang sudah ada sejak lama, dan bukan penyakit baru baik di Kota Kendari maupun di dunia secara umum. Ciri khas dari HIV dibandingkan penyakit-penyakit yang lain adalah tidak bisa disembuhkan.
Kata Ellfi, penyakit HIV tidak dapat disembuhkan hingga orang yang mengidap penyakit itu meninggal dunia, namun bisa mempertahankan hidupnya dengan mengkonsumsi obat-obat khusus. Berbeda dengan penyakit seperti flu, DBD, ispa, dan diare yang cukup dengan meminum obat maka bisa sembuh dari penyakit-penyakit tersebut.
Dijelaskan, HIV/AIDS disebabkan oleh perilaku seks menyimpang, maupun seks yang tidak sehat seperti bergonta-ganti pasangan. Selain itu, penularan penyakit ini juga disebabkan oleh jarum suntik yang kurang steril.
Oleh karena itu, dia mengimbau kepada seluruh kalangan masyarakat untuk selalu setia kepada pasangan masing-masing dan tidak melakukan hubungan seks di luar nikah demi menghindari penyakit yang menyerang imunitas tubuh tersebut.
Ellfi juga mengimbau, bagi orang telah terinfeksi penyakit HIV AIDS agar terus mengkonsumsi obat yang telah diberikan oleh dokter demi memperkecil penularan penyakit tersebut kepada orang lain serta tidak mempersingkat usia harapan hidup.
Demi mencegah penyebaran penyakit tersebut, pihaknya gencar melakukan edukasi terkait dengan penyakit menular seksual terhadap masyarakat maupun terhadap peserta didik. Selain itu, pihaknya menjamin masyarakat yang telah terkontaminasi oleh HIV/AIDS tidak ada satupun yang tidak melakukan pengobatan.
Dia juga memastikan bahwa orang yang terinfeksi HIV AIDS tidak akan mendapatkan perlakuan diskriminasi ketika hendak menjalani pengobatan di pelayanan kesehatan termasuk ketika penanganan penderita HIV di lapangan.
"Kita terus mengedukasi masyarakat untuk menghindari hal-hal atau faktor risiko yang dapat menularkan penyakit HIV/AIDS, pertama setia pada pasangan, kedua tidak melakukan hubungan seks di luar nikah untuk mengantisipasi cepatnya penularan HIV AIDS di Kota Kendari," kata Ellfi.*
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kendari Ellfi di Kendari, Selasa, mengatakan temuan penyakit tersebut merupakan kasus baru yang ditemukan dalam kurun waktu 11 bulan sepanjang tahun 2022.
"Data untuk kasus HIV di bulan Desember 2022 belum selesai dari semua layanan kesehatan yang ada di Kota Kendari. Jadi data yang pasti itu dari Januari sampai November 2022, kasus HIV yang kita temukan sebanyak 272 kasus," katanya.
Ellfi menyampaikan kasus HIV/AIDS di daerah tersebut mengalami tren peningkatan yang signifikan, pasalnya bila dibandingkan tahun 2021 tercatat 108 kasus.
Dia menyebut, temuan ratusan kasus HIV AIDS di daerah itu didominasi jenis kelamin laki-laki yang rata-rata ditemukan di pusat layanan kesehatan termasuk temuan di lapangan dari tempat-tempat yang dinilai berisiko terjadinya penularan.
"Jadi sebagian besar memang ini kita temukan di layanan kesehatan. Dan ada yang kita dapat pada saat melakukan kunjungan langsung di lapangan di hospot atau tempat-tempat yang memang kita anggap berisiko untuk terjadinya penularan penyakit ini," ujar dia.
Ia menjelaskan, ketika pihaknya melakukan kunjungan ke lapangan dan menemukan seseorang diduga terinfeksi penyakit HIV/AIDS, pihaknya tidak serta merta menetapkan orang tersebut positif penyakit itu. Namun, memberikan rujukan untuk pemeriksaan di RSUD Kota Kendari, RS Bahteramas dan Puskesmas Lepo-Lepo guna menegakkan diagnosa yang sesuai atau akurat.
Dia menerangkan, penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit yang sudah ada sejak lama, dan bukan penyakit baru baik di Kota Kendari maupun di dunia secara umum. Ciri khas dari HIV dibandingkan penyakit-penyakit yang lain adalah tidak bisa disembuhkan.
Kata Ellfi, penyakit HIV tidak dapat disembuhkan hingga orang yang mengidap penyakit itu meninggal dunia, namun bisa mempertahankan hidupnya dengan mengkonsumsi obat-obat khusus. Berbeda dengan penyakit seperti flu, DBD, ispa, dan diare yang cukup dengan meminum obat maka bisa sembuh dari penyakit-penyakit tersebut.
Dijelaskan, HIV/AIDS disebabkan oleh perilaku seks menyimpang, maupun seks yang tidak sehat seperti bergonta-ganti pasangan. Selain itu, penularan penyakit ini juga disebabkan oleh jarum suntik yang kurang steril.
Oleh karena itu, dia mengimbau kepada seluruh kalangan masyarakat untuk selalu setia kepada pasangan masing-masing dan tidak melakukan hubungan seks di luar nikah demi menghindari penyakit yang menyerang imunitas tubuh tersebut.
Ellfi juga mengimbau, bagi orang telah terinfeksi penyakit HIV AIDS agar terus mengkonsumsi obat yang telah diberikan oleh dokter demi memperkecil penularan penyakit tersebut kepada orang lain serta tidak mempersingkat usia harapan hidup.
Demi mencegah penyebaran penyakit tersebut, pihaknya gencar melakukan edukasi terkait dengan penyakit menular seksual terhadap masyarakat maupun terhadap peserta didik. Selain itu, pihaknya menjamin masyarakat yang telah terkontaminasi oleh HIV/AIDS tidak ada satupun yang tidak melakukan pengobatan.
Dia juga memastikan bahwa orang yang terinfeksi HIV AIDS tidak akan mendapatkan perlakuan diskriminasi ketika hendak menjalani pengobatan di pelayanan kesehatan termasuk ketika penanganan penderita HIV di lapangan.
"Kita terus mengedukasi masyarakat untuk menghindari hal-hal atau faktor risiko yang dapat menularkan penyakit HIV/AIDS, pertama setia pada pasangan, kedua tidak melakukan hubungan seks di luar nikah untuk mengantisipasi cepatnya penularan HIV AIDS di Kota Kendari," kata Ellfi.*