Makassar (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan menggencarkan program komunikasi informasi dan edukasi (KIE) untuk mendorong percepatan penurunan stunting bersama mitra organisasi sosial/organisasi wanita.

"Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 12 hingga 13 Desember 2022 ini, bertujuan memperkuat komitmen dan sinergitas dengan mitra strategis," kata Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Hj Andi Ritamariani di Makassar, Selasa.

Dia mengatakan, mitra atau stakeholder ini akan mendukung percepatan penurunan stunting secara efektif, konvergen dan terintegrasi sebagai langkah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan penyebab dari stunting.

Karena itu, lanjut dia, diperlukan satu bentuk kegiatan kolaborasi yang komprehensif dengan mengajak berbagai pihak termasuk organisasi sosial/organisasi wanita yang dapat mendukung percepatan penurunan stunting.

Salah satu caranya dengan melakukan sosialisasi dan advokasi serta KIE dalam pencegahan stunting kepada masyarakat.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya.

Stunting merupakan salah satu penyebab terhambatnya upaya untuk mewujudkan SDM unggul di negeri tercinta.

Dalam arahannya, Kaper BKKBN Sulsel mengatakan, semua memiliki peran penting dalam percepatan penurunan stunting.

Stunting yang terjadi pada masa anak selain menghambat pertumbuhan, juga mempengaruhi kemampuan kognitif dan perkembangan motorik, bahkan mempengaruhi kesehatannya ketika masa dewasa.

“Aspek fisik kalau pendek mungkin tidak masalah karena banyak orang pendek tapi cerdas, tapi jika sudah terganggu kognitifnya generasi emas 2045 akan sulit untuk dicapai,” ujar Andi Rita.

Kegiatan ini mengadirkan berbagai organisasi dari PKK, Persit, Jalasenastri, PIA Ardhya Garini, Bhayangkari, Dharma Wanita Pertiwi, FPPI, BKMT, BKOW, Aisyiyah, Muslimat NU, dan organisasi komunitas wanita lainnya.

Baca juga: Cegah stunting pada anak, BKKBN gencarkan sosialisasi pemberian ASI Bupati Wakatobi Haliana, saat membuka secara resmi Gebyar Inovasi Dashat di Wakatobi, Senin (12/12/2022). ANTARA/HO-BKKBN Sultra.
Program Dashat

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara melakukan upaya pencegahan kasus stunting di Kabupaten Wakatobi melalui promosi kesehatan program Gebyar Inovasi Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).

"Kegiatan ini sebagai upaya menekan atau percepatan penurunan stunting wilayah Sultra," kata Kepala BKKBN Sultra Asmar saat menggelar Gebyar Inovasi Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di Rumah Peduli Stunting (Rumah Pesta) di Desa Mola Utara, Kabupaten Wakatobi, dalam keterangan tertulisnya diterima di Kendari, Senin.

Dijelaskan, promosi kesehatan yang digelar yakni informasi mengenai bahaya, dampak, penyebab, ciri-ciri dan cara pencegahan stunting yang dijelaskan dengan pendekatan melalui program Dashat dengan basis penanganan stunting di tingkat desa dan juga dilakukan penyuluhan kesehatan stunting kepada calon pengantin, ibu hamil, dan ibu dengan bayi berusia kurang dari 2 tahun.

Asmar mengaku mengapresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Wakatobi atas inovasi rumah Pesta yang berada di Desa Mola dimana di dalamnya memiliki berbagai kegiatan seperti Bina Keluarga Balita (BKB), kegiatan untuk pembuatan surat pengantar imunisasi calon pengantin (Catin) dan Dashat.

"Untuk itu, Desa Mola perlu diperhatikan dalam penataan pemukiman dan lingkungannya agar lebih baik untuk menurunkan jumlah anak stunting," katanya.

Baca juga: BKKBN sebut 400 ribu bayi stunting lahir di Indonesia setiap tahun

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024