Kendari (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sultra Lukman Abunawas mengatakan akan menargetkan penurunan kasus stunting di daerah ini hingga tahun 2024.

Berdasarkan survei SSGI (Survey Status Gizi Indonesia) 2021, Sultra merupakan satu dari 12 provinsi dengan prevalensi angka stunting tertinggi di Indonesia, menempati urutan ke lima secara nasional dengan kasus stunting sebesar 30,2 persen.

"Kalau dilihat data per kabupaten/kota, maka yang tertinggi berada di Kabupaten Buton Selatan sebesar 45,2 persen, ini berarti hampir setengah dari balita yang ada terindikasi stunting, maka dari itu dukungan dari semua pihak untuk menurunkan stunting tersebut," ujarnya, Selasa.

Sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Kolaka Timur, itu pun masih sebesar 23 persen. Target kita sangat jelas, target yang sudah ditetapkan secara nasional menjadi 14 persen pada tahun 2024 dan untuk Sultra target penurunan stunting sebesar 16,79 persen. Jadi kita masih perlu kerja sungguh-sungguh ,kolaborasi dan melibatkan semua unsur.

Wagub Lukman Abunawas juga mengatakan, persoalan Stunting ini bukan persoalan di masa sekarang saja, melainkan menyangkut masa depan bersama karena anak-anak itu adalah generasi penerus.

"Merekalah masa depan kita, bagaimana kita bisa mencapai visi Indonesia Emas Tahun 2045 kalau modal dasarnya, yaitu anak-anak kita mengalami stunting, yang terganggu perkembangan kognitif dan kesehatannya," katanya.

Disebutkan, dalam percepatan penurunan stunting ada dua aspek yang menjadi fokus perhatian kita bersama yaitu aspek spesifik dan sensitif.

Aspek spesifik adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab langsung terjadinya stunting, sedangkan aspek sensitif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab tidak langsung, ungkapnya.
 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024