Kendari (ANTARA) - Puluhan anak sekolah dari Taman Kanak-kanak (TK) Kuncup Pertiwi Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mendatangi kantor Museum dan Taman Budaya setempat dalam rangka wisata belajar (edukasi) untuk mengenal berbagai benda bersejarah di museum tersebut.

Hasil pantauan di kantor Museum Negeri Sultra, Rabu, anak TK dari Kuncup Pertiwi memanfaatkan bermain sekaligus diperkenalkan dari berbagai benda-benda sejarah yang ada di Museum yang didampingi beberapa guru mereka.

Salah satu tempat dijadikan tempat bermain dan sekaligus belajar anak-anak usia 5-6 tahun adalah tempat pajangan kerangka ikan Paus Biru dan kendaraan sedan tua yang pernah digunakan Presiden pertama Soekarno dan Presiden Soeharto saat berkunjung di Kota Kendari puluhan tahun silam.

"Sengaja kita tampung anak-anak TK di pajangan kerangka ikan Paus Biru ini karena selain suasana lebih terbuka sehingga anak-anak lebih leluasa untuk berekspresi, bermain sambil menulis/menggambar apa yang ada di sekeliling mereka," ujar Titin, pemandu Museum Sultra.

Ia mengatakan, khusus di tempat pajangan kerangka ikan Paus Biru dan mobil tua menjadi titik perhatian pengunjung di saat baru masuk di kawasan Museum karena tempatnya memang di luar gedung pameran utama. Puluhan siswa Taman Kanak-kanak (TK) dari Kuncup Pertiwi Kota Kendari, Sulawesi Tenggara berkunjung ke Museum dan Taman Budaya Sultra, Rabu, sebagai kegiatan belajar, mengenal dan melihat berbagai benda-benda bersejarah di Museum itu. ANTARA/Azis Senong
Lebih jauh Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Dinas Pendidikan dan Kabudayaan Sultra, La Udin mengatakan, panjangan kerangka ikan Paus Biro di dalam kawasan Museum ini ditemukan warga nelayan di Pantai Desa Lukansai Kecamatan Kulinsusu Utara Kabupaten Buton Utara tahun 1997 lalu dengan ukuran panjang 12 meter.

"Jadi awal penemuan ikan Paus Biru ini adalah warga nelayan di desa itu dengan kondisi sudah tidak bergerak lagi (sudah mati-red), lalu kami dari petugas Museum mendatangi ke desa itu dengan meminta kepada warga agar kerangka (tulang-tulang) ikan yang dilindungi itu bisa diawetkan untuk dijadikan pajangan dan koleksi milik Museum Sultra hingga saat ini," ujarnya.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024