Kendari (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Kendari Sulawesi Tenggara, mulai melakukan tes wawancara kepada 66 peserta badan ad hoc panitia pengawas Pemilu (panwaslu) tingkat kecamatan.

Ketua Bawaslu Kendari Sahinuddin di Kendari, Kamis mengatakan tes wawancara sesuai jadwal bagi peserta panwaslu tingkat kecamatan dilakukan sejak 19 sampai 23 Oktober 2022.

"Yang mengikuti tes wawancara itu keseluruhan itu 66 orang karena setiap kecamatan yang mengikuti tes wawancara sebanyak enam orang," katanya.

Ia mengaku, dari 11 kecamatan di Kendari pihaknya telah melakukan tes wawancara sejak 19 Oktober, dimana hari pertama telah diselesaikan empat kecamatan, hari terjadwal lima kecamatan. Sedangkan tiga kecamatan lainnya akan dilakukan pada Jumat (21/10 red.).

"Kami memadatkan proses wawancara ini walaupun dijadwalkan lima hari karena di saat yang bersamaan saat ini juga berlangsung pengawasan terhadap verifikasi keanggotaan partai politik dan itu anggota turun di lapangan," ujar dia.

Ia menyampaikan sebelumnya para calon panwaslu tingkat kecamatan telah menjalani tes tertulis dengan sistem computer assisted test (CAT). Dari tes tertulis menghasilkan 66 orang dengan rincian enam orang setiap kecamatan.

Kemudian, untuk di fase tes wawancara akan menghasilkan tiga orang setiap kecamatan yang akan dilantik sebagai pengawas pemilu tingkat kecamatan.

"Setelah tes wawancara sesuai pedoman tanggal 25 Oktober akan diumumkan siapa tiga orang yang dinyatakan lulus setiap kecamatan. Ini adalah fase terakhir seleksi yang lolos tiga besar itu yang akan dilantik yang direncanakan tanggal 27 atau 28 Oktober 2022 nanti," ujar Sahinuddin.

Ia menerangkan dalam tes wawancara Bawaslu Kendari melakukan pendalaman di antaranya soal motivasi masuk menjadi panwaslu tingkat kecamatan, integritas, pemahaman pemilu baik penyelenggara maupun penyelenggaraan terutama terkait pengawasannya.

Bawaslu Kendari juga menggali soal kearifan lokal termasuk bagaimana kemampuan calon panwaslu tingkat kecamatan menguasai wilayah baik soal geografis maupun karakter masyarakatnya.

"Kemudian fase lain yang kami wawancara itu kami menguji bagaimana soal komunikasi, karena kemampuan komunikasi juga penting baik internal maupun komunikasi ke masyarakat. Kemudian soal pemahaman organisasi dan pemahaman kepemimpinan," jelasnya.

Ia berharap panwaslu tingkat kecamatan yang lolos nantinya tidak menjadi alat afiliasi kepentingan politik tertentu, tetapi benar-benar menjadi orang yang berintegritas dan betul-betul menjalankan sesuai yang diamanatkan.

"Kalau soal pengetahuan teknis itu bisa di bimtek (bimbingan teknis), bisa diasah tapi kemampuan secara umum tentang pemilu, pengetahuan terkait dengan lingkungan yang akan menjadi tempat tugas mereka dan yang terpenting adalah integritas," kata Sahinuddin.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024