Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan jumlah pasien sembuh dari COVID-19 bertambah 1.822  jiwa sehingga totalnya menjadi 6.267.721 orang sampai dengan Jumat pukul 12.00 WIB.

Dalam data Satgas yang dikutip ANTARA di Jakarta, lima provinsi yang mengalami penambahan pasien sembuh terbanyak adalah DKI Jakarta 762 orang, Jawa Barat 487 orang, Jawa Timur 173 orang, Banten 115 orang dan Jawa Tengah 58 orang.

Kabar baik selanjutnya adalah jumlah kasus aktif kini ada sebanyak 16.711 kasus, karena mengalami penurunan 336 kasus dari hari sebelumnya.

Meski kedua indikator COVID-19 tersebut terus mengalami perbaikan, masyarakat diimbau terus waspada karena kasus positif masih menunjukkan tren naik. Hari ini kasus positif bertambah 1.501 kasus, sehingga total keseluruhan ada 6.442.624 kasus.

Dengan rincian lima provinsi yang mengalami penambahan kasus positif terbanyak adalah DKI Jakarta 520 kasus, Jawa Barat 272 kasus, Jawa Timur 173 kasus, Banten 122 kasus dan Jawa Tengah 100 kasus.

Penambahan kasus positif pun diikuti dengan kenaikan angka kematian yang sudah menyentuh 158.192 jiwa, setelah bertambah 15 jiwa.
 

Satgas menambahkan sebanyak 4.055 orang dinyatakan sebagai suspek, sedangkan 60.638 spesimen telah diperiksa di seluruh laboratorium yang ada di Indonesia.

Dengan masih terjadinya penularan di saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kembali diterapkan, Epidemiolog dari Universitas Andalas Defriman Djafri mengatakan PPKM harus dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang maksimal karena pandemi COVID-19 masih belum berakhir.

"Pembatasan tidak akan efektif jika protokol kesehatan tidak diawasi dan diterapkan secara maksimal," kata Defriman.

Defriman menuturkan selain untuk menghadapi kondisi pandemi yang masih berlangsung, kebiasaan menerapkan protokol kesehatan juga merupakan upaya ketangguhan masyarakat dalam menghadapi ancaman pandemi berikutnya.

Penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi merupakan kombinasi terbaik dalam strategi pengendalian pandemi COVID-19. Oleh karenanya, cakupan vaksinasi dosis booster perlu terus ditingkatkan.

"Dengan kondisi saat sekarang, yang diutamakan memang pengawasan dalam penerapan protokol kesehatan. Karena perilaku ini merupakan fondasi dalam ketahanan kesehatan masyarakat dalam pandemi yang panjang ini," ujarnya.


Baca juga: Presiden Jokowi: Saya senang, kerja diam-diam langsung jadi vaksin COVID-19

Arsip - Seorang ibu rumah tangga suntik vaksin COVID-19 di Asrama Haji Tanjungpinang, Kepulauan Riau beberapa waktu lalu (Nikolas Panama)

Vaksin dosis pertama

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyebutkan penerima vaksin COVID-19 dosis pertama mencapai 204.678.004 orang setelah mengalami penambahan sebanyak 10.782 orang sampai dengan Jumat pukul 12.00 WIB.

Dalam data Satgas yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat, penerima semua dosis vaksin COVID-19 terus mengalami peningkatan. Pada dosis kedua misalnya, penerimanya sudah ada sebanyak 171.297.896 orang atau naik 11.050 dari hari sebelumnya.

Kemudian penerima dosis ketiga bertambah 38.341 orang, sehingga total akumulatifnya menyentuh 63.958.444 orang.


Sedangkan penerima dosis keempat yang sampai dengan hari ini diprioritaskan bagi tenaga kesehatan, mencapai 634.544 orang setelah mengalami penambahan sebanyak 1.619 orang.

Satgas juga menyebutkan sebanyak 234.666.020 orang telah menjadi target sasaran vaksinasi COVID-19 oleh pemerintah saat ini.

Pakar kesehatan Profesor Zubairi Djoerban meminta masyarakat agar segera melakukan vaksinasi booster untuk mencegah penularan COVID-19, karena penularan virus masih terjadi di tengah masyarakat.

"Penularan belum terkendali, masih banyak, hanya tidak seberat yang dulu dan yang masuk rumah sakit, yang meninggal, sedikit. Vaksinasi tetap harus dilakukan," kata Zubairi.

Zubairi mengatakan saat ini tingkat keterisian pasien COVID-19 di rumah sakit serta angka kematian memang sudah rendah. Namun demikian, hal ini tidak serta merta menunjukkan vaksinasi booster tidak diperlukan lagi.

Sebab, efektivitas kekebalan akibat vaksinasi akan berkurang, seiring dengan waktu sehingga diperlukan vaksin booster atau vaksin penguat.

"Seiring dengan waktu, kekebalan kita makin lama akan makin berkurang. Kita juga tidak bisa menebak apakah akan muncul mutasi baru atau tidak setelah Omicron ini," kata Mantan Ketua Satgas COVID-19 IDI ini.





Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Satgas laporkan pasien sembuh dari COVID-19 tambah 1.822 jiwa

Pewarta : Hreeloita Dharma Shanti
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024