Kendari (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar kegiatan peningkatan kapasitas pelaksana program percepatan penurunan stunting bagi kader Bina Keluarga balita (BKB) di daerah itu.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari yakni 24-26 Juli 2022 tersebut dibuka Kepala BKKBN Sultra, Asmar, di Kendari, Minggu malam (24/7).
Kepala BKKBN Sultra, Asmar, mengatakan salah satu penanganan stunting adalah Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN-PASTI).
"Ada beberapa strategi pendekatan yang dilakukan dalam percepatan penurunan angka stunting di antaranya adalah pendekatan gizi terpadu yang berkaitan dengan intervensi sensitif dan intervensi spesifik," katanya.
Asmar menegaskan, bahwa dalam penanganan Stunting, BKKBN tidak mengambil alih tugas dari Kesehatan, melainkan hanya diberi tugas menjadi koordinator karena pertimbangan bahwa BKKBN memiliki link hingga di tingkat paling bawah.
"Sehingga sangat tepat kalau pemerintah pusat memberikan tugas kepada BKKBN sebagai koordinator dalam penanganan stunting secara terpadu ini," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Kegiatan melaporkan bahwa kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan kelas pengasuhan BKB.
Kemudian untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan pengelola dan pelaksana kegiatan BKH dalam penggunaan media penyuluhan BKB.
Peserta kegiatan terdiri, kepala Bidang atau Seksi yang menangani BKB di OPD terkait kabupaten Kota sebanyak 10 orang, Petugas KB baik dari penyuluh KB dan PLKB Kabupaten/Kota sebanyak 10 Orang, dan Kader BKB sebanyak 20 orang total peserta berjumlah 40 arang.
Pemateri kegiatan terdiri Dinas Kesehatan Kota Kendari, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Haluoleo dan Fasilitator Widyaswara dari Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari yakni 24-26 Juli 2022 tersebut dibuka Kepala BKKBN Sultra, Asmar, di Kendari, Minggu malam (24/7).
Kepala BKKBN Sultra, Asmar, mengatakan salah satu penanganan stunting adalah Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN-PASTI).
"Ada beberapa strategi pendekatan yang dilakukan dalam percepatan penurunan angka stunting di antaranya adalah pendekatan gizi terpadu yang berkaitan dengan intervensi sensitif dan intervensi spesifik," katanya.
Asmar menegaskan, bahwa dalam penanganan Stunting, BKKBN tidak mengambil alih tugas dari Kesehatan, melainkan hanya diberi tugas menjadi koordinator karena pertimbangan bahwa BKKBN memiliki link hingga di tingkat paling bawah.
"Sehingga sangat tepat kalau pemerintah pusat memberikan tugas kepada BKKBN sebagai koordinator dalam penanganan stunting secara terpadu ini," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Kegiatan melaporkan bahwa kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan kelas pengasuhan BKB.
Kemudian untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan pengelola dan pelaksana kegiatan BKH dalam penggunaan media penyuluhan BKB.
Peserta kegiatan terdiri, kepala Bidang atau Seksi yang menangani BKB di OPD terkait kabupaten Kota sebanyak 10 orang, Petugas KB baik dari penyuluh KB dan PLKB Kabupaten/Kota sebanyak 10 Orang, dan Kader BKB sebanyak 20 orang total peserta berjumlah 40 arang.
Pemateri kegiatan terdiri Dinas Kesehatan Kota Kendari, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Haluoleo dan Fasilitator Widyaswara dari Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara.