Kendari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara menyampaikan memberikan pendampingan kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kain tenun Masalili di Kabupaten Muna yang menjadi binaan.

Kepala BI Sultra Doni Saptadijaya di Kendari, Rabu mengatakan program pengembangan UMKM yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah program UMKM yang berkelanjutan termasuk kain tenun Masalili yang dipakai saat G20.

"Jadi tidak hanya berhenti pada show casing tadi pada saat kita kemarin G20, tetapi akan berlanjut pada kegiatan-kegiatan pengembangan ke depan," ujar dia.

Dia mengaku, pihaknya selalu bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang bagaimana caranya agar semua produk-produk UMKM Sulawesi Tenggara terutama terkait dengan produk kain tenun Masalili bisa diterima oleh pasar nasional maupun global.

Selain itu, pihaknya juga bekerjasama dengan para perancang atau desainer untuk bisa mendorong kain tenun Masalili tembus internasional. Kerjasama tersebut menyangkut pemberian masukan terkait motif, corak, ukuran dan lain-lain sehingga menghasilkan produk berdaya saing.

"Dengan adanya kerjasama dengan para desainer akan meningkatkan nilai jual sendiri dari kain tenun karena kalau biasanya kalau sudah dipegang oleh para desainer sering dipamerkan itu akan dibawa ke mana-mana secara internasional dan berbagai kegiatan," ujar dia.

Ia juga mengatakan, dukungan lainnya adalah rutin menggelar pameran produk tenun dan berbagai produk UMKM lainnya asal Sulawesi Tenggara yang unggul sehingga dapat dikenal di kancah nasional dan global.

"Produk-produk unggul ini selalu kami adakan kegiatan show casing, puncak acaranya adalah karya kreatif Indonesia. Terakhir pada Mei itu kami pamerkan semua karya-karya yang ada di Indonesia," ucap dia.

Dia berharap, dengan adanya pameran tersebut, para UMKM bertemu dengan para pembeli tidak hanya dari domestik tetapi juga dunia internasional. Termasuk dapat membantu mereka mendapatkan kredit pembiayaan dari perbankan.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024