Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Kendari menggandeng Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara memberikan bantuan paket pangan bergizi kepada warga di Kecamatan Abeli dalam rangka mencegah stunting atau gagal tumbuh kembang anak.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kendari Jahudding di Kendari, Senin mengatakan masyarakat di Kecamatan Abeli yang mayoritas berdomisili di pesisir dan beresiko stunting diberikan bantuan berupa paket pangan bergizi dari BI Sultra.

"Bersama Bank Indonesia, kami menyalurkan bantuan paket pangan bergizi kepada 254 jiwa warga pesisir yang berisiko terkena stunting," katanya.

Dia menyampaikan, Pemkot Kendari bersama Bank Indonesia sebelumnya menghadirkan program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat)

Ia menjelaskan, program tersebut merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga beresiko stunting di antaranya calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita terutama bagi keluarga tidak mampu.

Plt Kepala BI Perwakilan Sultra Aryo Wibowo T Prasetyo mengatakan bantuan paket pangan yang diberikan merupakan bentuk kepedulian pihaknya terhadap keluarga yang berisiko stunting di Kendari.

Dia menyampaikan, bantuan diberikan melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang disinergikan dengan program Dahsat Pemkot Kendari.

"Masalah stunting adalah tanggung jawab kita bersama. Mudah-mudahan bantuan yang diberikan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dan bisa membantu pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Kota Kendari," kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum sebelumnya menyampaikan, hingga tahun 2022 sebanyak 227 kasus stunting di Kota Kendari yang tersebar di 15 kelurahan.

Ke-15 kelurahan tersebut sekaligus menjadi lokus penanganan stunting yang ditetapkan berdasarkan jumlah keluarga berisiko stunting, jumlah anak stunting dan prevalensi stunting.

"Untuk tahun 2022 ini, kita sudah menetapkan 15 kelurahan yang tersebar di seluruh kecamatan yang menjadi lokasi khusus penanganan masalah kasus kekerdilan," katanya.

Disebutkan, 15 kelurahan itu adalah Kelurahan Tobimeita, Talia, Puday, Poasia, Bungkutoko, Sambuli, Petoaha, di Kecamatan Abeli. Lalu Kelurahan Ponggaloba, Sanua di Kecamatan Kendari Barat. Selanjutnya Keluarahan Lepo-lepo, Baruga di Kecamatan Baruga; Kemudian Kelurahan Purirano di Kecamatan Kendari; Kelurahan Lalodati di Kecamatan Puuwatu; Kelurahaan Labibia di Kecamatan Mandonga, serta Kelurahan Anaiwoi di Kecamatan Kadia.

Ia menyebutkan bahwa pihaknya juga telah menetapkan kelurahan yang menjadi lokus penanganan stunting untuk 2023 yakni sebanyak 10 kelurahan.

"Dari jumlah kelurahan tersebut empat kelurahan diantaranya juga menjadi lokus kekerdilan di tahun 2022 ini, sebab empat kelurahan tersebut masih layak masuk dalam lokus stunting di tahun 2023 mendatang diakibatkan prevalensi stunting di empat kelurahan itu masih cukup tinggi, meski prevalensi di tahun 2022 mengalami penurunan," katanya.

Empat kelurahan yang menjadi lokus kekerdilan 2022 dan kembali menjadi lokus penanganan stunting untuk 2023 yakni Kelurahan Purirano, Kelurahan Punggaloba, Kelurahan Anawai dan kelurahan Baruga.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024