Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia menurun dalam dua tahun terakhir.
 
"Dua tahun terakhir selama masa pandemi ini kasusnya turun, mungkin hikmah juga Work from Home (WFH) jadi rajin bersih-bersih, berantas nyamuk, kasusnya turun. Mudah-mudahan ini bukan karena under diagnosis," ujar Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan RI Tiffany Tiara Pakasi dalam "Peringatan Asean Dengue Day (ADD) 2022" yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
 
Ia memaparkan hingga pekan ke-22 pada 2022, sebanyak 45.387 kasus dengue dilaporkan dari 449 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi.
 
Kemudian, tercatat sebanyak 432 kematian akibat dengue tersebar di 163 kabupaten/kota di 31 provinsi.
 
Ia mengemukakan pemerintah menargetkan angka kasus DBD di Indonesia yakni kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada 2024 sampai 2030 dengan angka kematian nol persen.
 
Ia mengemukakan, terdapat enam strategi nasional dalam pengendalian dengue. Pertama, penguatan pengendalian vektor yang efektif, aman berkesinambungan.
  Selama Januari 2022 tercatat 263 kasus demam berdarah dengue (DBD) meningkat dibanding kasus yang sama pada Januari 2021 hanya 65 kasus. (Foto:Antara).
Kedua, penguatan sistem surveilans dan manajemen kejadian luar biasa (KLB). Ketiga penguatan tata laksana dengue yang komprehensif. Keempat, peningkatan partisipasi dari dan kemandirian masyarakat.
 
Kelima, penguatan komitmen pemerintah dan pemerintah daerah serta partisipasi mitra dan multi sektor. Dan keenam, pengembangan kajian penelitian dan inovasi sebagai dasar untuk penetapan kebijakan pengendalian dengue ke depannya.

Tiffany Tiara mengatakan masyarakat dapat melakukan pencegahan dengan melaksanakan program 3M plus, yakni Menguras, Menutup, Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang).

"Plusnya itu misalnya memelihara ikan pemakan jentik nyamuk," ucapnya.
 
Sebelumnya, Dr. Asik Surya, MPPM dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan mengingatkan masyarakat yang menemukan nyamuk di rumahnya untuk segera mencari dan memberantas larva demi mencegah penyakit Dengue.
 
"Kalau ada satu nyamuk di rumah, setidaknya ada jentik bisa 100-200, kalau dibiarkan seminggu lagi bisa bertambah 200 nyamuk," katanya.
  Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum, Selasa (16/11/2021) (ANTARA/Harianto)
 
 
Dinas Kesehatan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara mengajak seluruh masyarakat di daerah tersebut menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) guna memberantas penyakit demam berdarah dangue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum di Kendari, Kamis, mengatakan penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari penting dilakukan untuk memberantas dan mencegah DBD.

"PHBS serta mau menjaga lingkungan dan membersihkan rumah sendiri, baik di dalam maupun di luar rumah itu penting mencegah DBD," kata dia.

Dia juga meminta masyarakat agar melakukan 3M plus, yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas yang menjadi tempat berkembangbiak nyamuk.

Dia menyampaikan Kota Kendari masuk kategori endemis DBD lantaran kasusnya terus terjadi di ibu kota provinsi itu.

Sebagai langkah pencegahan, pihaknya tidak henti-hentinya memberi pemahaman dan edukasi kepada masyarakat untuk waspada bahaya DBD.

Dia menjelaskan jika ada warga yang terjangkit DBD pada satu lokasi kemudian di daerah tersebut banyak jentik nyamuk, maka risiko proses penularan DBD akan lebih tinggi di daerah tersebut apalagi jika musim hujan, karena membantu perkembangbiakan nyamuk lebih cepat.

Menurut dia, tingkat kesadaran masyarakat masih kurang untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan bebas dari perkembangbiakan nyamuk.

"Jika masyarakat memastikan di masing-masing rumah dan lingkungan, tidak memelihara jentik, maka tidak akan ada DBD," kata Rahminingrum.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes: Kasus DBD di Indonesia menurun

Pewarta : Zubi Mahrofi
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2025