Makassar (ANTARA) - Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) bersama tim forensik DVI Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) mendirikan posko induk untuk mengumpulkan informasi serta koordinasi langkah pencarian korban KM Ladang Pertiwi 2 yang tenggelam di perairan Selat Makassar pada Kamis, 26 Mei 2022.

"Kami buka posko untuk memback up informasi dari keluarga korban ataupun masyarakat di lokasi tenggelamnya kapal tersebut," ujar Staf Analis Operasi Pencarian Basarnas Sulsel Majid DJ, di posko induk, Pelabuhan Rakyat Paotere Makassar, Minggu.

Ia mengatakan, awal saat diterima kabar tenggelamnya kapal tersebut pos awal ditempatkan di KN SAR Kamajaya, dan Kantor SAR Makassar. Namun selanjutnya diputuskan posko induk dipusatkan di Pelabuhan Paotere untuk memudahkan komunikasi, baik dengan nelayan maupun pihak terkait lainnya.

"Dipusatkan di sini, karena apabila ada temuan kapal nelayan yang melintas di sekitar tenggelamnya kapal itu. Kami akan bekerja sama untuk melakukan evakuasi," katanya lagi.

Saat ditanyakan apakah diberlakukan operasi tanggap darurat mengingat sejauh ini belum ada ditemukan para korban, kata dia, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak terkait, serta tim posko DVI Polda Sulsel.

"Kami koordinasi juga dengan DVI polda karena kalau ada yang ke sini (korban), mereka akan investigasi bagaimana perkembangan selanjutnya," ujarnya.

Mengenai perbedaan data lama disebutkan sebanyak 42 orang korban, 17 di antaranya selamat dan 25 orang dinyatakan hilang, sedangkan data terbaru yang masuk di posko Induk ada 60 orang, kata dia, itu masih data sementara, karena informasi dari nelayan dan pihak keluarga terus dikumpulkan.
  Staf Analis Operasi Pencarian Basarnas Sulsel, Majid DJ (kanan) berkomunikasi melalui HT sambil memantau perkembangan pencarian korban KM Ladang Pertiwi 2 melalui monitor di Posko Induk Basarnas, Pelabuhan Rakyat Paotere Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (29/5/2022). ANTARA/Darwin Fatir.
Proses pencarian korban hilang diperluas sampai 15 NM.

Untuk pencarian para korban yang hilang, kata Majid, sampai saat ini terus berlangsung selama dua hari usai kejadian, dan bekerja sama pihak TNI serta BPBD Sulsel beserta nelayan ikut melakukan pencarian.

Selain itu, pencarian diperluas hingga radius 15 nautical mile (NM) dari sebelumnya 10 NM, lokasi pemantauan pulau terdekat tenggelamnya kapal tersebut. Selain itu, pemantauan dari udara juga dilakukan pagi tadi. Namun sejauh ini belum ada tanda-tanda ditemukan korban.

"Masih melakukan pencarian. Hari ini kami juga menambah area pencarian 15 NM. Tadi sudah melaksanakan pemantauan lewat heli Super Puma bersama Pak Gubernur, Koopsau. Hasil pemantauan belum ada tanda-tanda, jadi informasinya masih sama kemarin, hasil sisa 25 orang yang masih dalam pencarian," katanya menjelaskan.

Pihaknya pun tetap berkoordinasi dan berkomunikasi dengan tim terpadu di lapangan melalui radio HT, karena telepon seluler masih sulit untuk berkomunikasi disebabkan terkendala jaringan.

"Sampai sekarang kami berkomunikasi lewat radio, karena telepon genggam masih susah untuk berkomunikasi. Kami tetap fokus pada titik tenggelamnya kapal, kami hanya menambah (luas pencarian) sampai 15 NM," ujar Majid.

Baca juga: KM Ladang Pertiwi kecelakaan di Sulsel, belasan penumpang selamat

Sebelumnya, KM Ladang Pertiwi 2 yang bertolak dari Pelabuhan Rakyat Paotera pada Rabu (25/5). Kapal ini hendak menuju ke beberapa pulau yaitu Pulau Pemantauan, Pulau Masalima, Pulau Salirian, Pulau Pamalikan.

Kapal tersebut dikabarkan tenggelam pada Kamis (26/5) pukul 03.30 WITA di bagian selat Makassar, dan baru diketahui dari informasi pada Jumat (26/5) pukul 13.00 WITA.



 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024