Kendari (ANTARA) - Mualim I kapal ferry KM Nuku penyeberangan Pelabuhan Tampo, di Kabupaten Muna menuju Pelabuhan Torobulu di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara meninggal dunia usai layani trip arus balik Lebaran 2022.
General Manager Baubau PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) Rudy Hanafiah melalui telepon di Muna, Sabtu mengatakan Mualim I yang meninggal tersebut bernama La Tamuda.
"Betul, meninggalnya itu dua hari yang lalu (Kamis 5 Mei red.), meninggal pada sore hari kebetulan dia sedang pulang ke rumah, kejadiannya pas di rumah," katanya.
Rudy menyampaikan, almarhum meninggal bukan pada saat bertugas di kapal, namun meninggal di rumahnya yang berada di sekitar pelabuhan Tampo, Kelurahan Tampo, Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna usai melakukan tugas.
Almarhum diduga meninggal dunia karena kelelahan menyebabkan stop jantung, sebab melayani arus mudik hingga arus balik Lebaran selama 24 jam yang meningkat dari dua tahun sebelumnya.
"Kalau melihat ciri-ciri fisiknya (kemungkinan penyakit) jantung, hitam badannya. Trip 24 jam itu dari H-5 berhenti sebentar pada saat H plus (Shalat Idul Fitri) dan sekarang sudah 24 jam," ujar dia.
Dia menjelaskan, sistem kerja di kapal dalam melayani arus mudik hingga arus balik Lebaran Idul Fitri, yakni empat jam bertugas dan delapan jam istirahat dengan sistem tiga kali pergantian.
"Kalau sistem di kapal itu kan sistemnya per empat jam dinas jaganya. Di atas kapal itu ada tiga shift, sehingga kerja empat jam istirahat delapan jam, kerja empat jam istirahat delapan jam, seperti itu," ucap Rudy menjelaskan.
Dia menambahkan, almarhum saat ini telah memiliki SK sebagai Kapten KMP Ferry Mujair penyeberangan Raha-Pure, namun SK tersebut baru turun pada momen angkutan Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah, sehingga ia mengaku setelah arus balik akan dipindahkan sesuai posisinya yang baru.
"Posisinya sebenarnya sudah Kapten di Mujair, SK defenitifnya itu datangnya posisi sudah angkutan Lebaran, sehingga rencana saya setelah angkutan Lebaran ini baru saya pindahkan sebagai Kapten di Mujair, tapi karena belum posisinya Mualim 1 di KM Nuku," ujar dia.
Rudy mengaku berbelasungkawa atas meninggalnya Kapten KMP Mujair La Tamuda yang saat ini masih membantu KM Nuku penyeberangan Tampo-Torobulu. Ia pun mendatangi rumah duka di Kelurahan Tampo.
"Tentunya kami sangat berduka, bahkan kejadiannya ini bukan hanya satu, ada satu lagi tapi kebetulan cabang lainnya, di Cabang Selayar," demikian Rudy.
General Manager Baubau PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) Rudy Hanafiah melalui telepon di Muna, Sabtu mengatakan Mualim I yang meninggal tersebut bernama La Tamuda.
"Betul, meninggalnya itu dua hari yang lalu (Kamis 5 Mei red.), meninggal pada sore hari kebetulan dia sedang pulang ke rumah, kejadiannya pas di rumah," katanya.
Rudy menyampaikan, almarhum meninggal bukan pada saat bertugas di kapal, namun meninggal di rumahnya yang berada di sekitar pelabuhan Tampo, Kelurahan Tampo, Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna usai melakukan tugas.
Almarhum diduga meninggal dunia karena kelelahan menyebabkan stop jantung, sebab melayani arus mudik hingga arus balik Lebaran selama 24 jam yang meningkat dari dua tahun sebelumnya.
"Kalau melihat ciri-ciri fisiknya (kemungkinan penyakit) jantung, hitam badannya. Trip 24 jam itu dari H-5 berhenti sebentar pada saat H plus (Shalat Idul Fitri) dan sekarang sudah 24 jam," ujar dia.
Dia menjelaskan, sistem kerja di kapal dalam melayani arus mudik hingga arus balik Lebaran Idul Fitri, yakni empat jam bertugas dan delapan jam istirahat dengan sistem tiga kali pergantian.
"Kalau sistem di kapal itu kan sistemnya per empat jam dinas jaganya. Di atas kapal itu ada tiga shift, sehingga kerja empat jam istirahat delapan jam, kerja empat jam istirahat delapan jam, seperti itu," ucap Rudy menjelaskan.
Dia menambahkan, almarhum saat ini telah memiliki SK sebagai Kapten KMP Ferry Mujair penyeberangan Raha-Pure, namun SK tersebut baru turun pada momen angkutan Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah, sehingga ia mengaku setelah arus balik akan dipindahkan sesuai posisinya yang baru.
"Posisinya sebenarnya sudah Kapten di Mujair, SK defenitifnya itu datangnya posisi sudah angkutan Lebaran, sehingga rencana saya setelah angkutan Lebaran ini baru saya pindahkan sebagai Kapten di Mujair, tapi karena belum posisinya Mualim 1 di KM Nuku," ujar dia.
Rudy mengaku berbelasungkawa atas meninggalnya Kapten KMP Mujair La Tamuda yang saat ini masih membantu KM Nuku penyeberangan Tampo-Torobulu. Ia pun mendatangi rumah duka di Kelurahan Tampo.
"Tentunya kami sangat berduka, bahkan kejadiannya ini bukan hanya satu, ada satu lagi tapi kebetulan cabang lainnya, di Cabang Selayar," demikian Rudy.