Kendari (ANTARA) - Koperasi Simpan Pinjam Credit Union Mentari Kasih (CUMKS) membantu anggota yang ada di Sulawesi Tenggara agar tetap bertahan dan bisa bangkit di situasi pandemi COVID-19 yang saat ini masih melanda.
Ketua Koperasi Simpan Pinjam CUMKS Sultra Prof. Yulius B. Pasolon di Kendari, Sabtu, mengatakan bahwa total aset CUMKS pada tahun buku 2021 sebesar Rp128.798.408.306 dari 7.383 orang per 31 Desember.
"Ini menunjukkan bahwa walaupun di masa pandemi COVID-19, CUMKS masih mengalami peningkatan dibanding tahun 2020," katanya di sela-sela menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2021.
Dia menyebut, rasio total pinjaman lalai dengan total piutang (A1) berada pada posisi 3,8 persen yang dinilai kondisi ideal karena masih di bawah 5 persen. Meski pandemi, pihaknya terus mengupayakan peningkatan kredit beredar pinjaman.
Yulis membeberkan, jumlah anggota CUMKS mengalami penambahan peserta dimana dalam kurun satu tahun terakhir yakni 2020 dan 2021 yang masih dalam situasi pandemi tercatat penambahan 949 anggota baru dengan persentase sekitar 14 persen.
"Jadi kita mendorong anggota untuk meminjam dan setelah meminjam kita dorong untuk tetap mengembalikan pinjaman itu. Kalau dia lalai, kita upayakan kita tekan seminim mungkin dan syarat minimum itu 5 persen kredit lalai," ujar dia.
Dia menjelaskan, anggota dapat meminjam di Koperasi CUMKS sesuai dengan kebutuhan utamanya dalam membangun usaha. Yulius menegaskan anggota bisa meminjam hingga Rp25 juta bahkan Rp300 juta.
"Kemudian diberikan tenggang waktu (pengembalian) yang cukup panjang sekitar 5 tahun. Selain itu kita berikan sesuai dengan kebutuhan usahanya dengan maksud pinjaman itu bisa tercapai. Bisa Rp25 juta bahkan sampai Rp300 juta kami kasih sesuai dengan kebutuhan usaha," kata dia.
Setelah meminjamkan dana, pihaknya juga akan melakukan pendidikan pelatihan dalam mengelola usaha sehingga para anggota dapat menjalankan usahanya dengan tujuan tidak terjadi kredit macet ke depannya.
"Agar pinjaman itu berguna dengan baik maka diadakan pelatihan dan pemberdayaan. Jadi berbeda dengan lembaga keuangan lainnya. Itulah yang menjadi keunggulan CUMKS bahwa pendidikan pelatihan merupakan menjadi prasyarat yang tidak bisa ditawar," ujar dia.
Penasehat dan Direktur Caritas Indonesia yang juga inisiator Koperasi CU Fredy Rante Taruk mengatakan pada awal pandemi di 2020 ada keinginan anggota untuk adanya relaksasi dalam soal kebijakan pinjaman.
"Namun kami memberikan edukasi dan ada pendampingan kepada para anggota lewat pemberdayaan, maka syukurlah pada tahun ini (2021) kredit lalai-nya itu di bawah ideal, artinya sangat ideal, tidak menyentuh angka 5 persen," ujar dia.
Menurut dia, kredit lalai tidak menyentuh angka 5 persen karena anggota koperasi aktif menjalankan usahanya dan juga pihaknya memberikan pendampingan sehingga potensi anggota yang dinilai akan lalai telah dilakukan pendekatan atau diantisipasi sejak dini.
"Syukur tiga tahun terakhir tidak ada kendala dalam soal akibat daripada pandemi karena pertumbuhan anggota 14 persen dan pertumbuhan aset 12 persen di Sulawesi Tenggara," ujar dia.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sultra La Ode Saifuddin menilai bahwa Koperasi CUMKS merupakan salah satu koperasi yang aktif dan potensial untuk dikembangkan ke depannya.
Dia menyebut koperasi dinilai sehat apabila melakukan RAT tepat waktu di antara Januari hingga Maret. Jika melewati waktu tersebut maka menurutnya telah terlambat.
"Harapan kita semoga antara pengurus dan anggota koperasi senantiasa dapat kerja sejalan karena tanpa ada kerjasama di antara keduanya bisa berjalan sesuai dengan koperasi tidak bisa berjalan sesuai dengan harapan," katanya.
Koperasi Simpan Pinjam CUMKS menggelar RAT Tahun Buku 2021 yang diikuti sebanyak 154 yang terdiri dari perwakilan masing-masing anggota dari empat tempat pelayanan yakni Unaaha Kabupaten Konawe, Labasa Kabupaten Muna, Pomala Kabupaten Kolaka dan tempat pelayanan di Kota Kendari, juga dihadiri pengurus, pengawas komite, pengawas rohani dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ketua Koperasi Simpan Pinjam CUMKS Sultra Prof. Yulius B. Pasolon di Kendari, Sabtu, mengatakan bahwa total aset CUMKS pada tahun buku 2021 sebesar Rp128.798.408.306 dari 7.383 orang per 31 Desember.
"Ini menunjukkan bahwa walaupun di masa pandemi COVID-19, CUMKS masih mengalami peningkatan dibanding tahun 2020," katanya di sela-sela menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2021.
Dia menyebut, rasio total pinjaman lalai dengan total piutang (A1) berada pada posisi 3,8 persen yang dinilai kondisi ideal karena masih di bawah 5 persen. Meski pandemi, pihaknya terus mengupayakan peningkatan kredit beredar pinjaman.
Yulis membeberkan, jumlah anggota CUMKS mengalami penambahan peserta dimana dalam kurun satu tahun terakhir yakni 2020 dan 2021 yang masih dalam situasi pandemi tercatat penambahan 949 anggota baru dengan persentase sekitar 14 persen.
"Jadi kita mendorong anggota untuk meminjam dan setelah meminjam kita dorong untuk tetap mengembalikan pinjaman itu. Kalau dia lalai, kita upayakan kita tekan seminim mungkin dan syarat minimum itu 5 persen kredit lalai," ujar dia.
Dia menjelaskan, anggota dapat meminjam di Koperasi CUMKS sesuai dengan kebutuhan utamanya dalam membangun usaha. Yulius menegaskan anggota bisa meminjam hingga Rp25 juta bahkan Rp300 juta.
"Kemudian diberikan tenggang waktu (pengembalian) yang cukup panjang sekitar 5 tahun. Selain itu kita berikan sesuai dengan kebutuhan usahanya dengan maksud pinjaman itu bisa tercapai. Bisa Rp25 juta bahkan sampai Rp300 juta kami kasih sesuai dengan kebutuhan usaha," kata dia.
Setelah meminjamkan dana, pihaknya juga akan melakukan pendidikan pelatihan dalam mengelola usaha sehingga para anggota dapat menjalankan usahanya dengan tujuan tidak terjadi kredit macet ke depannya.
"Agar pinjaman itu berguna dengan baik maka diadakan pelatihan dan pemberdayaan. Jadi berbeda dengan lembaga keuangan lainnya. Itulah yang menjadi keunggulan CUMKS bahwa pendidikan pelatihan merupakan menjadi prasyarat yang tidak bisa ditawar," ujar dia.
Penasehat dan Direktur Caritas Indonesia yang juga inisiator Koperasi CU Fredy Rante Taruk mengatakan pada awal pandemi di 2020 ada keinginan anggota untuk adanya relaksasi dalam soal kebijakan pinjaman.
"Namun kami memberikan edukasi dan ada pendampingan kepada para anggota lewat pemberdayaan, maka syukurlah pada tahun ini (2021) kredit lalai-nya itu di bawah ideal, artinya sangat ideal, tidak menyentuh angka 5 persen," ujar dia.
Menurut dia, kredit lalai tidak menyentuh angka 5 persen karena anggota koperasi aktif menjalankan usahanya dan juga pihaknya memberikan pendampingan sehingga potensi anggota yang dinilai akan lalai telah dilakukan pendekatan atau diantisipasi sejak dini.
"Syukur tiga tahun terakhir tidak ada kendala dalam soal akibat daripada pandemi karena pertumbuhan anggota 14 persen dan pertumbuhan aset 12 persen di Sulawesi Tenggara," ujar dia.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sultra La Ode Saifuddin menilai bahwa Koperasi CUMKS merupakan salah satu koperasi yang aktif dan potensial untuk dikembangkan ke depannya.
Dia menyebut koperasi dinilai sehat apabila melakukan RAT tepat waktu di antara Januari hingga Maret. Jika melewati waktu tersebut maka menurutnya telah terlambat.
"Harapan kita semoga antara pengurus dan anggota koperasi senantiasa dapat kerja sejalan karena tanpa ada kerjasama di antara keduanya bisa berjalan sesuai dengan koperasi tidak bisa berjalan sesuai dengan harapan," katanya.
Koperasi Simpan Pinjam CUMKS menggelar RAT Tahun Buku 2021 yang diikuti sebanyak 154 yang terdiri dari perwakilan masing-masing anggota dari empat tempat pelayanan yakni Unaaha Kabupaten Konawe, Labasa Kabupaten Muna, Pomala Kabupaten Kolaka dan tempat pelayanan di Kota Kendari, juga dihadiri pengurus, pengawas komite, pengawas rohani dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.