Kendari (ANTARA) - Kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno di Desa Wisata Liya Togo, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) mendorong ekonomi warga setempat.

Berdasarkan rilis Kemenparekraf yang diterima di Kendari, Minggu menyebutkan, masyarakat di desa itu cukup puas dan bangga karena desanya sudah didatangi Menparekraf apalagi desa tersebut jarang di kunjungi oleh pejabat negara.

Saat kunjungan Sandi, terjadi pergerakan peningkatan ekonomi juga cukup tinggi bagi masyarakat. Pasalnya para pedagang kaki lima baik itu makanan kecil dan lainnya mengaku omsetnya naik.

Kedatangan Sandiaga Uno dinilai meningkatkan atau membangkitkan ekonomi masyarakat di daerah itu.

Sandiaga Uno mengatakan, salah satu produk wisata bukan lokasi, tetapi souvenir yang menjadikan ciri khas suatu daerah wisata.

Kata Sandiaga Uno, produk-produk tersebut memang harus memiliki ciri khas dari suatu daerah tersebut sehingga tidak hanya memiliki nilai ekonomis melainkan juga nilai sentimental yang bisa menjadi suatu kenangan terhadap lokasi tersebut. 

Souvenir, lanjut Menparekraf, menjadi salah satu tanda dari lokasi wisata tersebut. Bahkan banyak wisatawan juga membeli souvenir sebagi buah tangan dan juga untuk kenangan yang menandakan bahwa orang tersebut ernah berkunjung suatu tempat wisata salah satunya di Desa Wisata Liya Togo, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Wakatobi.

"Siapa yang tidak kenal dengan Wakatobi, maka akan banyak wisawatan yang mencari souvenir seperti kaos bertuliskan atau gambar lokasi tersebut. Apalagi kita tahu kalau souvenir juga masuk dalam ekonomi kreatif,” kata Sandiaga Uno.



  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno saat melakukan kunjungan di Desa Wisata Liya Togo, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra). (ANTARA/HO-Kemenparekraf)




Selain itu, Menparekraf juga mendapatkan informasi jika masyarakat desa Wisata Liya Togo mengalami kendala bila ingin membuat souvenir hal itu disampaikan pengelola desa kepadanya, bahwa mereka belum memiliki mesin jahit dan mesin bordir demi keperluan souvenir itu.

Padahal mereka sendiri yang mendesain tapi karena tidak ada mesinnya maka mereka bawa ke lokasi lain sehingga keuntungannya sangat sedikit dan juga proses pembuatannya menjadi memakan waktu lebih lama.

Untuk itu, Kemenparekraf memberikan dua mesin jahit dan dua unit mesin bordir yang telah dipesan dari Kendari. Dia berharap bantuan ini bisa membuat pendapatan para pembuat souvenir ini naik pendapatannya sehingga meningkatkan ekonomi penduduk desa.

Walalupun hanya 30 menit, kedatangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno langsung membawa perubahan di desa tersebut.

Kedatangan Sandi yang dijadwalkan untuk mengunjungi desa wisata terpaksa hanya sebentar karena dia harus melakukan rapat di Istana, namun walaupun hanya 30 menit masyarakat yang datang cukup ramai. 

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024