Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menyiapkan skema guna mencegah kemungkinan terjadinya gelombang ketiga penularan COVID-19 akhir 2021.
Wali Kota Kendari Sulkarnain di Kendari, Senin malam, mengatakan saat ini pihaknya tengah mendiskusikan terkait dengan langkah apa yang bakal dilakukan pada akhir tahun, mengingat potensi kerumunan dalam skala besar bakal terjadi.
"Masih sementara kita diskusikan, masih sementara kita ukur langkah apa yang sebaiknya kita lakukan," katanya di sela-sela peluncuran Program Kendari Terang di Kelurahan Rahandouna, Kecamatan Poasia.
Ia mengaku telah mempunyai pengalaman guna mengatasi potensi kerumunan skala besar pada akhir 2021.
Dia mengkalim keberhasilan mengatasi aktivitas warga saat pergantian tahun lalu.
"Karena kan kita juga sudah punya pengalaman tahun 2020 yang lalu. Alhamdulillah saat itu berjalan dengan baik," ujar dia.
Sulkarnain mengaku terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mengantisipasi dan mengambil langkah apa yang dinilai tepat terhadap potensi euforia masyarakat dalam merayakan pergantian tahun nanti.
"Kita terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar nanti langkah-langkah kita itu betul-betul proporsional. Artinya, sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing dan tidak punya efek terlalu besar baik itu kesehatan maupun ekonomi, karena ini yang terus kita jaga," kata dia.
Saat ditanyakan apakah dalam menghadapi pergantian tahun bakal dilakukan penyekatan di setiap pintu masuk ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara itu, Sulkarnain mengaku belum bisa memberikan jawaban.
"Nanti, belum bisa saya jawab sekarang, nanti kita lihat perkembangannya," kata dia.
Saat ini, Kota Kendari dalam status penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2. Meski begitu, daerah ini berada di zona hijau COVID-19.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Kendari, secara keseluruhan jumlah kasus COVID-19 per 1 November 2021 sebanyak 7.718 orang. Dari jumlah itu 7.619 orang atau 98,69 persen dinyatakan sembuh, 95 orang meninggal, sedangkan kasus aktif yang saat ini menjalani isolasi mandiri tersisa empat orang.
Wali Kota Kendari Sulkarnain di Kendari, Senin malam, mengatakan saat ini pihaknya tengah mendiskusikan terkait dengan langkah apa yang bakal dilakukan pada akhir tahun, mengingat potensi kerumunan dalam skala besar bakal terjadi.
"Masih sementara kita diskusikan, masih sementara kita ukur langkah apa yang sebaiknya kita lakukan," katanya di sela-sela peluncuran Program Kendari Terang di Kelurahan Rahandouna, Kecamatan Poasia.
Ia mengaku telah mempunyai pengalaman guna mengatasi potensi kerumunan skala besar pada akhir 2021.
Dia mengkalim keberhasilan mengatasi aktivitas warga saat pergantian tahun lalu.
"Karena kan kita juga sudah punya pengalaman tahun 2020 yang lalu. Alhamdulillah saat itu berjalan dengan baik," ujar dia.
Sulkarnain mengaku terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mengantisipasi dan mengambil langkah apa yang dinilai tepat terhadap potensi euforia masyarakat dalam merayakan pergantian tahun nanti.
"Kita terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar nanti langkah-langkah kita itu betul-betul proporsional. Artinya, sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing dan tidak punya efek terlalu besar baik itu kesehatan maupun ekonomi, karena ini yang terus kita jaga," kata dia.
Saat ditanyakan apakah dalam menghadapi pergantian tahun bakal dilakukan penyekatan di setiap pintu masuk ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara itu, Sulkarnain mengaku belum bisa memberikan jawaban.
"Nanti, belum bisa saya jawab sekarang, nanti kita lihat perkembangannya," kata dia.
Saat ini, Kota Kendari dalam status penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2. Meski begitu, daerah ini berada di zona hijau COVID-19.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Kendari, secara keseluruhan jumlah kasus COVID-19 per 1 November 2021 sebanyak 7.718 orang. Dari jumlah itu 7.619 orang atau 98,69 persen dinyatakan sembuh, 95 orang meninggal, sedangkan kasus aktif yang saat ini menjalani isolasi mandiri tersisa empat orang.