Kendari (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi mengatakan investor penting untuk menekan angka kemiskinan dan mengatasi pengangguran di provinsi tersebut.

"Sebetulnya cara untuk bagaimana keluar dari kemiskinan adalah kita membangun investor, kemudian menciptakan lapangan pekerjaan," kata Ali Mazi usai dilantik menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Sultra di Kendari, Selasa.

Gubernur Ali Mazi menyampaikan terdapat dua cara untuk bisa menghadirkan investor di provinsi itu. Pertama, kata dia, memberikan kepastian hukum kepada investor dan kedua menciptakan stabilitas atau kamtibmas yang tertib.

"Tetapi kalau kita tidak melakukan dua hal itu saya kira para investor enggan untuk datang ke sini. Tanpa ada para investor kita tidak bisa menanggulangi kemiskinan," ujar dia.

Dia mengatakan salah satu perguruan tinggi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari memiliki mahasiswa kurang lebih 42 ribu yang  setiap tahunnya akan mewisuda 3.000 sampai 4.000 mahasiswa, sehingga menambah jumlah calon pencari kerja. 

Karena itu, Gubernur Ali Mazi mengajak semua pihak jika ada persoalan terkait investasi dapat diselesaikan dengan duduk berdialog demi kemajuan Sulawesi Tenggara.

Provinsi tersebut, kata dia, memiliki berbagai sumber daya alam yang melimpah mulai pertambangan nikel, aspal, emas, termasuk pariwisata, perikanan, perkebunan dan pertanian yang dinilai dapat mendongkrat pertumbuhan ekonomi daerah.

"Oleh karena itu saya mengimbau kepada kita semua, mari kita menciptakan suasana harmonisasi di Sulawesi Tenggara sehingga siapapun memilih untuk datang ke Sulawesi Tenggara," ujar Ali Mazi.

Sebelumnya dalam ekspos dua tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi-Lukman Abunawas, selama periode 2018 hingga 2020 tingkat kemiskinan di provinsi itu mengalami penurunan sebesar 0,32 persen.

Gubernur Ali Mazi mengatakan angka kemiskinan Sulawesi Tenggara dari 11,32 persen pada 2018 menjadi 11 persen pada Maret 2020. Namun dampak pandemi COVID-19 terhadap tingkat kemiskinan kembali meningkat, akibatnya pada September 2020 mencapai 11,69 persen.

Kendati demikian, tingkat kemiskinan ini kembali mengalami penurunan pada Maret 2021 sebesar 11,66 persen atau mencapai 318.700 orang.

Menurutnya, penurunan tingkat kemiskinan ini dipengaruhi dengan pemulihan ekonomi di berbagai sektor.

"Jadi berbicara tentang kemiskinan sebenarnya masih tinggi 11,66 persen tetapi pertumbuhan ekonomi dibanding dengan daerah-daerah lain kita masih kuat, kita masih 4,21 persen," katanya. 

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024