Kendari (ANTARA) - Badan Urusan Logistik Kantor Wilayah Sulawesi Tenggara menyebutkan stok beras mencapai 8.000 ton atau mencukupi kebutuhan masyarakat hingga akhir 2021.

Kepala Bulog Kanwil Sultra Ermin Tora di Kendari, Minggu mengatakan stok 8.000 ton tersebar di gudang milik Bulog di sejumlah kabupaten/kota.

"Bulog mengharapkan outlet penyaluran untuk mendekatkan beras dengan konsumen maupun penyalur," kata Ermin.

Musim panen di sentra-sentra produksi Kabupaten Konawe, Kolaka Timur, Konawe Selatan, dan Bombana diperkirakan mulai Oktober 2021.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat tidak khawatir dengan stok beras meski daerah ini dilanda curah hujan tinggi.

Bulog optimistis tidak ada lonjakan harga beras menyambut pergantian tahun karena stok beras dapat memenuhi permintaan.

"Kalau pun di luar perkiraan terjadi lonjakan harga, maka Bulog dalam fungsinya sebagai pengendali harga kebutuhan pokok beras akan mengintervensi pasar," kata Ermin.

Namun, lanjutnya, penting publik ketahui bahwa pasokan beras ke gudang Bulog yang tersebar di daerah-daerah sentra produksi melalui pengusaha mitra berjalan normal.

Sekali lagi, Bulog menjamin ketersediaan stok untuk memenuhi permintaan konsumen maupun keperluan operasi pasar, bantuan sosial pemerintah maupun permintaan kebutuhan lapas maupun rutan.

Bulog Kanwil Sultra pada 2021 ditargetkan membeli beras petani 30.000 ton atau meningkat signifikan dibandingkan 2020 sebanyak 24.500 ton.

Bulog melalui mitranya yang ada di sentra-sentra produksi membeli beras petani berdasarkan keputusan pemerintah seharga Rp8.300/kg.

Adapun standar kualitas beras pembelian Bulog, yakni kadar air paling tinggi 14 persen, derajat sosoh paling sedikit 95 persen, butir patah paling tinggi 20 persen, dan butir menir paling tinggi 2 persen.

Pewarta : Sarjono
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024