Kendari (ANTARA) - Geliat sektor industri jasa perhotelan di Sulawesi Tenggara berusaha bangkit dari keterpurukan akibat pandemi COVID-19 yang tergambar dari tingkat hunian hotel mencapai sekitar 40 persen.
Sekretaris PHRI Sultra Eko Dwisasono di Kendari, Rabu mengatakan geliat industri perhotelan nampak sejak pertengahan Agustus 2021.
"CoVID-19 yang menyasar bisnis perhotelan dan restoran sejak Maret 2020 masih terasa hingga saat ini. Sekitar April 2021 membuka harapan seiring melandainya kasus COVID-19 namun munculnya varian baru kembali memukul bisnis perhotelan," kata Eko.
Pelaku bisnis perhotelan berharap tingkat hunian pada kisaran 60 persen dapat membiayai gaji karyawan dan menutupi biaya operasional.
Jika pandemi Corona terus melandai maka dapat dikategorikan industri perhotelan memasuki babak pemulihan.
Pandemi Corona yang menerpa industri perhotelan sejak Maret 2020 menyebabkan 30 hotel bintang dan 100 hotel non bintang "zero".
Dari jumlah tersebut tersedia 3.100 kamar dan 6.000 tempat tidur.
Sedangkan karyawan yang menggantungkan hidup dari bisnis properti tersebut sekitar 2.000 orang.
"Kemerosotan hunian hotel sudah dipastikan penyebabnya wabah Virus Corona. Mudah-mudahan segera berlalu agar ekonomi berjalan normal," katanya.
Manajer hotel Zahra Mahmud mengatakan tingkat hunian hotel mulai merangkak naik namun penyelenggaraan iven belum memberi harapan.
Sebab, kebijakan PPKM hanya membolehkan 25 persen kuota peserta kegiatan yang aktif.
"Pendapatan yang menyokong bisnis hotel adalah penyelenggaraan iven atau kegiatan dari pelanggan. Tetapi situasi PPKM menyebabkan tidak maksimalnya iven diadakan di hotel," kata Mahmud.
Sekretaris PHRI Sultra Eko Dwisasono di Kendari, Rabu mengatakan geliat industri perhotelan nampak sejak pertengahan Agustus 2021.
"CoVID-19 yang menyasar bisnis perhotelan dan restoran sejak Maret 2020 masih terasa hingga saat ini. Sekitar April 2021 membuka harapan seiring melandainya kasus COVID-19 namun munculnya varian baru kembali memukul bisnis perhotelan," kata Eko.
Pelaku bisnis perhotelan berharap tingkat hunian pada kisaran 60 persen dapat membiayai gaji karyawan dan menutupi biaya operasional.
Jika pandemi Corona terus melandai maka dapat dikategorikan industri perhotelan memasuki babak pemulihan.
Pandemi Corona yang menerpa industri perhotelan sejak Maret 2020 menyebabkan 30 hotel bintang dan 100 hotel non bintang "zero".
Dari jumlah tersebut tersedia 3.100 kamar dan 6.000 tempat tidur.
Sedangkan karyawan yang menggantungkan hidup dari bisnis properti tersebut sekitar 2.000 orang.
"Kemerosotan hunian hotel sudah dipastikan penyebabnya wabah Virus Corona. Mudah-mudahan segera berlalu agar ekonomi berjalan normal," katanya.
Manajer hotel Zahra Mahmud mengatakan tingkat hunian hotel mulai merangkak naik namun penyelenggaraan iven belum memberi harapan.
Sebab, kebijakan PPKM hanya membolehkan 25 persen kuota peserta kegiatan yang aktif.
"Pendapatan yang menyokong bisnis hotel adalah penyelenggaraan iven atau kegiatan dari pelanggan. Tetapi situasi PPKM menyebabkan tidak maksimalnya iven diadakan di hotel," kata Mahmud.