Kendari (ANTARA) - Progres pembangunan Pemanfaatan Jaringan Sungai Air (PJSA) di lingkungan Balai Wilayah Sungai IV Sulawesi Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Provinsi Sulawesi Tenggara  tahun 2021 telah mencapai 45 persen dari empat paket kegiatan di Sultra.

Kepala Satuan Kerja (Satker) PJSA Balai Wilayah Sungai IV Sulawesi, Kasim Sarewo di Kendari, Kamis, mengungkapkan kegiatan yang ditangani untuk 2021 ini terdiri dari empat paket pembangunan yang tersebar di empat kabupaten kota di Sultra.

"Empat  paket yang kami tangani saat ini adalah pertama pembangunan penahan gelombang di Kabupaten Wakatobi, paket di Lagasa Kota Raha Kabupaten Muna, Pengendalian banjir di bantaran Sungai Wanggu Kota Kendari dan paket keempat terkait Proyek pengendalian DAS-Konawe di Pohara Kabupaten Konawe," ujar Kasim.

Ia mengatakan, dari empat paket tersebut anggaran semula mencapai Rp148 miliar yang seluruhnya bersumber dari APBN dan SBSN, namun karena dampak pandemi COVID-19 terjadi refokusing anggaran sehingga yang dikelola berkisar Rp104 miliar lebih.

Setelah bencana banjir tahun 2019, BWS Sulawesi IV Kendari melalui Satker PJSA membangun beberapa tanggul di DAS Konaweha yang terdiri dari dua titik di muara Sampara akibat abrasi dimana sungai Pohara yang berada di jalan poros nasional itu yang sangat dekat dengan pemukiman warga sehingga menjadi titik perhatian yang harus ditangani secepat.
  Kolam retensi di kawasn Sungai Wanggu Kota Kendari, yang saat ini sudah mulai dimanfaatkan. Kehadiran Kolam yang terletak di Kelurahan Baruga bisa mengurangi banjir di Kota Kendari yang setiap saat datang bila hujan deras tiba. (Foto ANTARA/Azis Senong)

Sementara di Wakatobi terkait pembangunan penahan gelombang, kata Kasim juga menjadi perhatian pemerintah pusat karena wilayah itu menjadi salah satu tujuan wisata nasional  yang pinggiran pantainya mengalami abrasi akibat gelombang besar pada waktu tertentu.

Ada juga kolam retensi Wanggu yang sedang dibangun untuk menangani banjir di Kota Kendari. Kolam retensi Wanggu yang memiliki luas sekitar sembilan hektare ini akan menampung air sebanyak 450.000 m3 dan bagian kolam retensi itu telah dibangun ruang terbuka hijau yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai objek wisata. 

"Ke depannya akan dibangun juga satu kolam retensi yang lebih besar di bagian hulu DAS Wanggu yang luasnya kurang lebih 40 hektare. Saat ini sedang dalam tahap desain, juga koordinasi dengan Pemerintah Daerah terkait pembebasan lahannya. Apabila dua kolam retensi dan tanggul sudah terbangun, maka banjir di Kota Kendari sebagai ibukota Provinsi bisa tereduksi banjir 70-80 persen.
   


 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024