Kendari (ANTARA) - Tim SAR dari Basarnas Kendari menerjunkan puluhan personel dalam pencarian seorang nelayan bernama Hasan (35) yang diduga tenggelam saat memancing di Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kepala Basanas Kendari Aris Sofing di Kendari, Minggu, mengatakan pada hari kedua pencarian korban, pihaknya menerjunkan 36 personel dari berbagai unsur di tim gabungan itu.
"Pencarian korban hari ini melibatkan tujuh orang dari Pos SAR Kolaka, seorang Babinsa Lelewawo, Bhabinkamtibmas Batuputih satu orang, BPBD Kolaka Utara enam orang, aparat Desa Lelewawao satu orang, dan masyarakat dan keluarga korban 20 orang," katanya.
Ia menuturkan hari kedua pencarian korban, personel menyisir lokasi kejadian kecelakaan (LKK) yang dimulai sejak pukul 06.30 Wita.
Korban dilaporkan memancing di laut dekat perkampungan warga menggunakan perahu bala-bala (sampan) bersama anaknya, bernama Musdalifa yang berusia tujuh tahun pada Sabtu (17/7), sekitar pukul 07.00 Wita.
Anak korban dilaporkan duduk di sampan di posisi depan, sedangkan korban di belakang. Perahu itu tidak memiliki sayap kiri dan kanan, sedangkan berselang beberapa jam memancing, korban yang duduk di bagian belakang perahu tiba-tiba terjatuh ke laut dan tenggelam.
Korban diduga terjatuh ke laut karena penyakit epilepsinya kambuh.
Basarnas Kendari yang mendapat laporan tersebut, bergegas menuju LKK untuk memberikan bantuan pencarian.
Kepala Basanas Kendari Aris Sofing di Kendari, Minggu, mengatakan pada hari kedua pencarian korban, pihaknya menerjunkan 36 personel dari berbagai unsur di tim gabungan itu.
"Pencarian korban hari ini melibatkan tujuh orang dari Pos SAR Kolaka, seorang Babinsa Lelewawo, Bhabinkamtibmas Batuputih satu orang, BPBD Kolaka Utara enam orang, aparat Desa Lelewawao satu orang, dan masyarakat dan keluarga korban 20 orang," katanya.
Ia menuturkan hari kedua pencarian korban, personel menyisir lokasi kejadian kecelakaan (LKK) yang dimulai sejak pukul 06.30 Wita.
Korban dilaporkan memancing di laut dekat perkampungan warga menggunakan perahu bala-bala (sampan) bersama anaknya, bernama Musdalifa yang berusia tujuh tahun pada Sabtu (17/7), sekitar pukul 07.00 Wita.
Anak korban dilaporkan duduk di sampan di posisi depan, sedangkan korban di belakang. Perahu itu tidak memiliki sayap kiri dan kanan, sedangkan berselang beberapa jam memancing, korban yang duduk di bagian belakang perahu tiba-tiba terjatuh ke laut dan tenggelam.
Korban diduga terjatuh ke laut karena penyakit epilepsinya kambuh.
Basarnas Kendari yang mendapat laporan tersebut, bergegas menuju LKK untuk memberikan bantuan pencarian.