Kendari (ANTARA) - Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) Sulkarnain Kadir mengatakan sejauh ini pihaknya belum ada rencana membatalkan pembelajaran tatap muka yang diagendakan pada tahun ajaran baru, Juli 2021.
"Belum ada (rencana pembatalan belajar tatap muka, red.). Saya kira tidak (pembatalan belajar tatap muka, red.). Inikan angkanya (penambahan kasus COVID-19, red.) masih sangat kecil, terkendali," kata dia di Kendari, Sabtu.
Dia mengatakan kenaikan angka kasus COVID-19 di kota itu belum mengkhawatirkan sehingga pemerintah setempat belum ada rencana membatalkan PTM nantinya.
"Jadi ini angka (penambahan kasus COVID-19, red.) yang belum mengkhawatirkan," ujar dia.
Meski demikian, ia mengingatkan masyarakat untuk selalu meningkatkan kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan 5M yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari mobilitas dan menjauhi kerumunan guna menekan angka kasus dan memutus mata rantai COVID-19 di daerah itu.
"Tetapi kita tidak boleh lengah, tidak boleh menghilangkan kewaspadaan kita, tidak boleh mengabaikan protokol COVID-19," ujar dia.
Jika nantinya PTM diberlakukan, pihakanya memberikan izin pembukaan sekolah dengan beberapa syarat salah satunya 80 persen guru harus sudah melaksanakan penyuntikan vaksinasi COVID-19.
Syarat lainnya yang wajib dilakukan pihak sekolah adalah memastikan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19 guna melindungi para siswa dari penularan virus corona.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa nantinya pembelajaran tatap muka juga akan diberlakukan tiga kali pertemuan dalam seminggu dengan dihadiri 1/3 dari jumlah siswa dalam satu kelas.
"Jadi jumlah peserta didiknya tidak seperti dulu sebelum ada COVID-19. Bukan setengah lagi tetapi sepertiganya, sepertiga dari jumlah siswanya yang boleh ikut dan di sif," ujar dia.
Meski demikian, ia menegaskan jika nantinya saat PTM ditemukan ada siswa terinfeksi COVID-19, maka pemerintah setempat menghentikan pembelajaran tatap muka di sekolah itu.
"Dan kita juga memilih sekolah yang jumlah siswanya masih bisa kita kendalikan ini jumlah siswa di bawah 500 orang itu yang kemudian kita inginkan untuk memulai nanti sambil kita lihat perkembangannya," katanya.
Data Satgas COVID-19 Kota Kendari mencatat, jumlah kasus positif COVID-19 per 19 Juni 2021 sebanyak 4.784 orang, kasus sembuh sebanyak 4.625 orang, menjalani perawatan atau isolasi mandiri sebanyak 100 orang dan pasien meninggal sebanyak 59 orang.
Sebelumnya, perkembangan kasus penyebaran virus corona pada awal Juni 2021 menunjukkan angka penurunan yang drastis hingga tercatat empat orang menjalani isolasi dari 4.678 kasus, 4.616 lainnya dinyatakan sembuh dan 58 meninggal per 3 Juni 2021.
"Belum ada (rencana pembatalan belajar tatap muka, red.). Saya kira tidak (pembatalan belajar tatap muka, red.). Inikan angkanya (penambahan kasus COVID-19, red.) masih sangat kecil, terkendali," kata dia di Kendari, Sabtu.
Dia mengatakan kenaikan angka kasus COVID-19 di kota itu belum mengkhawatirkan sehingga pemerintah setempat belum ada rencana membatalkan PTM nantinya.
"Jadi ini angka (penambahan kasus COVID-19, red.) yang belum mengkhawatirkan," ujar dia.
Meski demikian, ia mengingatkan masyarakat untuk selalu meningkatkan kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan 5M yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari mobilitas dan menjauhi kerumunan guna menekan angka kasus dan memutus mata rantai COVID-19 di daerah itu.
"Tetapi kita tidak boleh lengah, tidak boleh menghilangkan kewaspadaan kita, tidak boleh mengabaikan protokol COVID-19," ujar dia.
Jika nantinya PTM diberlakukan, pihakanya memberikan izin pembukaan sekolah dengan beberapa syarat salah satunya 80 persen guru harus sudah melaksanakan penyuntikan vaksinasi COVID-19.
Syarat lainnya yang wajib dilakukan pihak sekolah adalah memastikan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19 guna melindungi para siswa dari penularan virus corona.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa nantinya pembelajaran tatap muka juga akan diberlakukan tiga kali pertemuan dalam seminggu dengan dihadiri 1/3 dari jumlah siswa dalam satu kelas.
"Jadi jumlah peserta didiknya tidak seperti dulu sebelum ada COVID-19. Bukan setengah lagi tetapi sepertiganya, sepertiga dari jumlah siswanya yang boleh ikut dan di sif," ujar dia.
Meski demikian, ia menegaskan jika nantinya saat PTM ditemukan ada siswa terinfeksi COVID-19, maka pemerintah setempat menghentikan pembelajaran tatap muka di sekolah itu.
"Dan kita juga memilih sekolah yang jumlah siswanya masih bisa kita kendalikan ini jumlah siswa di bawah 500 orang itu yang kemudian kita inginkan untuk memulai nanti sambil kita lihat perkembangannya," katanya.
Data Satgas COVID-19 Kota Kendari mencatat, jumlah kasus positif COVID-19 per 19 Juni 2021 sebanyak 4.784 orang, kasus sembuh sebanyak 4.625 orang, menjalani perawatan atau isolasi mandiri sebanyak 100 orang dan pasien meninggal sebanyak 59 orang.
Sebelumnya, perkembangan kasus penyebaran virus corona pada awal Juni 2021 menunjukkan angka penurunan yang drastis hingga tercatat empat orang menjalani isolasi dari 4.678 kasus, 4.616 lainnya dinyatakan sembuh dan 58 meninggal per 3 Juni 2021.