Kendari (ANTARA) - Perwira Pengendali Operasi Tim Yustisi Kendari, Sulawesi Tenggara, AKP Yusuf Muluk Tawang mengatakan berdasarkan hasil penjagaan dan pengamanan di perbatasan kota, pelanggar protokol kesehatan COVID-19 menurun.

"Alhamdulillah pelanggaran di perbatasan sudah mulai kurang kita perkirakan tadinya di angka 40 sampai 80 setiap hari sekarang sudah di angka 30 (orang)," kata Yusuf di Kendari, Rabu.

Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat (Kasat Binmas) Polres Kendari ini menyampaikan rata-rata kendaraan yang masuk di kota itu di angka 1.200-1300 per harinya baik di perbatasan Kendari-Konda; Kendari-Ranomeeto di Kabupaten Konawe Selatan; maupun Kendari-Konawe.

"Dari 1.000 lintasan yang masuk sekitar 20 atau 30 orang yang melanggar, artinya sudah banyak masyarakat yang menyadari akan pentingnya protokol kesehatan dan itu harapan kita, harapan pemerintah harapan kita semua," ujar dia.

Bagi pelanggar protokol kesehatan, rata-rata tindakan yang diberikan oleh Tim Yustisi berupa sanksi push up, menghafal Pancasila serta menghafal surat-surat pendek bagi yang Muslim. Setelah itu pihaknya memberikan pembinaan tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan.
  Perwira Pengendali Operasi Tim Yustisi Kendari, Sulawesi Tenggara, AKP Yusuf Muluk Tawang. (ANTARA/Harianto)


Ia menyampaikan para pelanggar protokol kesehatan ketika ditanyai mengapa tidak menaati protokol kesehatan utamanya tidak memakai masker, mereka menjawab dengan berbagai alasan mulai lupa hingga alasan tujuan atau tempat yang akan dikunjungi dekat.

"Jadi alasannya ringkas saja sebenarnya lupa, alasan dekat, terburu-buru, itulah alasan macam-macam dari mereka," tutur dia.

Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat yang hendak masuk di Kota Kendari agar disiplin menaati protokol kesehatan guna mencegah lonjakan kasus juga memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di daerah itu.

Data Satgas COVID-19 Kota Kendari mencatat, jumlah kasus positif COVID-19 per 25 Mei 2021 sebanyak 4.675 orang, kasus sembuh sebanyak 4.607 orang, menjalani perawatan atau isolasi mandiri sebanyak 10 orang dan pasien meninggal sebanyak 58 orang.
   

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024