Kendari (ANTARA) - Pedayung rowing Indonesia yang baru saja mengikuti prakualifikasi membuka peluang lolos pesta olahraga taraf dunia Olimpiade Tokyo 2021.
Pelatih dayung Indonesia Muh Hadris melalui saluran telepon dari Tokyo, Sabtu mengatakan dua nomor yang menunggu penetapan organisasi rowing dunia, yakni nomor double scool putri dan single scool putra.
Pada nomor double scool putri Indonesia menurunkan Melani Putri dan Mutiara Rahma Putri sedangkan nomor single scool putra adalah Memo.
"Mereka (atlet) sudah mengeluarkan kemampuan terbaik dengan semangat mengangkat harkat dan martabat bangsa di panggung dunia," kata Hadris.
Tujuh atlet dayung yang membela panji Merah Putih di arena kualifikasi Olimpiade adalah Memo, Ardi Isadi, Kakan Kusman, Mahendra Yanto, Julianti, Melani Putri, Mutiara Rahma Putri.
Ia mengakui mewujudkan target merebut tiket Olimpiade pada ajang prakualifikasi rowing tingkat Asia tidak semudah yang dibayangkan karena atlet negara lain pun mengusung ambisi yang sama, yakni lolos Olimpiade.
"Kalau kompetisi taraf dunia tidak ada istilah lawan kuat atau sebaliknya lawan lemah tetapi sama-sama memiliki peluang. Maka siapa yang paling siap mental dan fisik dialah yang akan memenangkan pertarungan," ujar Hadris pelatih nasional asal Sultra.
Pelatih dayung Indonesia Muh Hadris melalui saluran telepon dari Tokyo, Sabtu mengatakan dua nomor yang menunggu penetapan organisasi rowing dunia, yakni nomor double scool putri dan single scool putra.
Pada nomor double scool putri Indonesia menurunkan Melani Putri dan Mutiara Rahma Putri sedangkan nomor single scool putra adalah Memo.
"Mereka (atlet) sudah mengeluarkan kemampuan terbaik dengan semangat mengangkat harkat dan martabat bangsa di panggung dunia," kata Hadris.
Tujuh atlet dayung yang membela panji Merah Putih di arena kualifikasi Olimpiade adalah Memo, Ardi Isadi, Kakan Kusman, Mahendra Yanto, Julianti, Melani Putri, Mutiara Rahma Putri.
Ia mengakui mewujudkan target merebut tiket Olimpiade pada ajang prakualifikasi rowing tingkat Asia tidak semudah yang dibayangkan karena atlet negara lain pun mengusung ambisi yang sama, yakni lolos Olimpiade.
"Kalau kompetisi taraf dunia tidak ada istilah lawan kuat atau sebaliknya lawan lemah tetapi sama-sama memiliki peluang. Maka siapa yang paling siap mental dan fisik dialah yang akan memenangkan pertarungan," ujar Hadris pelatih nasional asal Sultra.