Kendari (ANTARA) - Hasil panen raya tanaman padi binaan Kodim 1417/Kendari dengan penerapan paket teknologi biotani di Desa Belatu, Kecamatan Pondidaha, Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) meningkat.
Komandan Kodim 1417 Kendari, melalui Danramil Wawotobi, Kapten Inf Salmar Gona di Konawe, Minggu, mengatakan panen raya padi yang ditanam secara organik dan ramah lingkungan dapat menghasilkan panen yang lumayan, dan metode organik ini membawa manfaat untuk semua.
"Pada panen kali ini mengalami peningkatan hingga 100 persen dari sebelumnya, dimana pada panen sebelumnya petani hanya menghasilkan gabah sekitar 3-4 ton per hektare kini dengan sistem biotani mampu menghasilkan sekitar 7,9 ton per hektar," kata Salmar usai melakukan panen raya bersama Pemerintah Kecamatan Pondidaha.
Ia menyampaikan, peningkatan hasil panen para petani karena mengikuti semua syarat sistem perlakuan paket teknologi biotani mulai dari penyiapan lahan, pemilihan benih, pola tanam, pemupukan yang tepat waktu dan tepat dosis yang pelaksanaannya didampingi oleh Babinsa dan PPL sampai pelaksanaan panen
“Panen raya ini sesuai perhitungan ubinan yang dilakukan untuk luas 1 hektare mencapai 7,9 ton, biasanya hanya 3-4 ton per hektar, sehingga disimpulkan kenaikan sampai seratus persen," tambahnya.
Menurutnya, dengan peningkatan hasil panen ini kelompok tani yang ada, dapat meningkatkan hasil panen dengan maksimal dan didukung dengan kecanggihan teknologi biotani.
"Sistem biotani ramah dengan lingkungan sehingga dapat mengurangi kandungan zat kimia, sehingga beras yang dihasilkan tidak memiliki zat kimia yang berbahaya bagi tubuh," tutur dia.
Kepala Dinas Pertanian Konawe Syahruddin, menjelaskan dengan teknologi biotani, hasil pertanian dapat meningkat, biayanya murah, ramah lingkungan dan mudah digunakan. Sehingga hal ini juga mendukung pertanian organik yang gencar dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Konawe bersama Kodim 1417 Kendari.
"Dengan sejumlah keuntungan sistem biotani kita berharap sinergitas Pemerintah Kabupaten Konawe dan Kodim 1417 Kendari, dalam pembinaan petani dapat menjadi tolok ukur petani organik di sejumlah wilayah di Sulawesi Tenggara," katanya.