Kendari (ANTARA) - Kelompok tani meminta perusahaan daerah membeli nilam hasil panen anggota petani  dengan harga yang wajar.

Petani nilam Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan Tole (44) di Kendari, Kamis mengatakan pembelian nilam ditingkat petani Rp500  hingga Rp600 per kilogram.

"Sebelum pandemi Corona harga nilam di tingkat petani Rp700/kilogram namun sekarang mencekik Rp500/kilogram," kata Tole.

Meskipun harga nilam belum mumpumi namun petani masih semangat bercocok nilam karena cepat bernilai uang.

Data Dinas Pertanian Sultra menyebutkan tanaman nilam juga digemari petani di Desa Asemi Nunulai, Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara.

Kadis Pertanian Sultra Muh Djudul mengatakan  empat kelompok tani dengan luas lahan tanaman nilam 35,5 hektare, yakni milik kelompok tani  Laronaue seluas 10 hektare, Kelompok Meronga-ronga 11 hektare,  Mepokoaso 10 hektare dan kelompok karang taruna Mombehia-hia 4,5 hektare.

"Kondisi saat ini, memang tepat kalau masyarakat mengembangkan tanaman nilam sehingga bisa membantu ekonomi warga di tengah pandami COVID-19," katanya.

Melihat potensi tanaman nilam tersebut, ia meminta kepala desa terus memotivasi warganya  untuk mengembangkan tanam nilam.
 
"Saya juga berterima kasih kepada  kepala desa yang sudah memfasilitasi warga. Ke depan dana desa dapat menunjang perluasan tanaman  nilam hingga  30 hektare," katanya.

Kepala Desa Asemi Nunulai, Ndarto, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah  yang memfasilitasi penanaman nilam oleh kelompok tani  dalam jumlah besar.

"Kelompok tani di Desa Asemi Nunulai bersyukur dan berterima kasih kepada  pemerintah yang memberi perhatian membantu bibit," kata Ndarto.


Pewarta : Sarjono
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024