Kendari (ANTARA) - Kantor pencarian dan pertolongan atau Basarnas Kendari menyebutkan daerah paling banyak terjadi kecelakaan laut yang ditangani dari 17 kabupaten/kota yaitu di wilayah perairan Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra).

"Wilayah yang sering terjadi kecelakaan laut itu di wilayah perairan Wakatobi," kata Kepala Basarnas Kendari Aris Sofingi usai pembukaan pelatihan 50 potensi SAR di atas permukaan air, di Kendari, Senin.

Ia menyampaikan kecelakaan laut merupakan kejadian yang mendominasi ditangani oleh pihaknya daripada musibah atau kejadian bencana lainnya.

Aris juga menambahkan bahwa kecelakaan laut paling banyak terjadi dialami oleh nelayan di kawasan perairan Wakatobi yang mengalami musibah ketika melakukan aktivitas di perairan.

"Kalau untuk kecelakaan di Sulawesi Tenggara dari sekian banyak kejadian itu didominasi oleh kecelakaan laut atau kecelakaan kapal, dan dialami oleh saudara-saudara kita yang berprofesi sebagai seorang nelayan," ujar Aris.
 

Humas Basarnas Kendari Wahyudi menambahkan pihaknya mencatat total jumlah operasi SAR yang ditangani per 1 Januari sampai 15 Maret 2021 sebanyak 16 kasus, selamat 26 orang, meninggal dua orang, hilang empat orang.

"Khusus kecelakaan kapal itu ada 13 kejadian yang ditangani 24 selamat, dua meninggal dan tiga hilang," jelas Wahyudi.

Sementara kondisi membahayakan manusia yang ditangani pihaknya sebanyak tiga kejadian. Dua di antaranya selamat sementara satu orang lainnya hari ini memasuki hari ke-7 operasi pencarian yaitu seorang lansia yang diduga hilang di hutan Kolaka.

Wahyudi menjelaskan korban yang hilang dan tidak ditemukan tanda-tanda keberadaannya ketika operasi SAR hingga memasuki hari ketujuh, maka operasi dihentikan sesuai kesepakatan semua pihak termasuk keluarga korban.

"Untuk korban yang hilang dan tidak ditemukan hingga pencarian hari ketujuh, maka kami berkoordinasi kepada semua pihak termasuk keluarga korban untuk menghentikan pencarian, operasi SAR bisa dilanjutkan ketika ditemukan tanda-tanda keberadaan korban," jelasnya.

Ia mengimbau para nelayan sebelum melaut agar terlebih dahulu memperhatikan kelayakan kapal, alat komunikasi, alat keselamatan, dan selalu memperhatikan kondisi cuaca dengan melihat informasi dari BMKG sebelum melaut.
 


Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024