Kendari (ANTARA) - Pemerintah kota Kendari telah membagikan pupuk cair organik sebanyak 1.200 liter secara gratis kepada kelompok petani padi sawah dan kelompok tani padi ladang di kota itu.

"Ada 16 kelompok tani padi sawah dan enam kelompok tani padi ladang yang telah mendapatkan bantuan pupuk cair organik tersebut," kata Kepala Dinas Pertanian Kendari, Sitti Ganef, di Kendari, Minggu.

Dikatakan, bantuan pupuk hayati cair bio konversi atau pupuk organik tersebut diperuntukkan untuk lahan seluas 300 hektare yang ada di Kecamatan Baruga.

Selain bantuan pupuk hayati cair bio konversi, katanya, petani selama ini juga masih menggunakan pupuk padat berupa urea, SP36, ZA, NPK dan pupuk petroganik yang disubsidi oleh pemerintah pusat.

Ia mengatakan upaya ini juga perlu didukung berbagai pihak, terutama dalam hal penyampaian informasi yang tepat mengenai fungsi dan manfaat pupuk organik dalam budi daya pertanian.

Sekaligus, untuk mendukung pembaharuan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 70 Tahun 2011 menjadi Permentan Nomor 01 Tahun 2019 tentang Pendaftaran Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pembenah Tanah.

Penggunaan pupuk organik, kata dia, juga merupakan upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan, sehingga perlu menggunakan pemupukan berimbang, yaitu kombinasi antara penggunaan pupuk organik dan anorganik

“Pupuk organik berfungsi untuk memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah, sedangkan pupuk anorganik untuk memenuhi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Jadi kedua jenis pupuk ini saling melengkapi," katanya.

Ganef berharap dengan bantuan pupuk cair hayati tersebut maka produksi padi petani pisang meningkat dari sebelumnya.

"Selama ini rata-rata produksi petani kita mencapai 5,5 ton per hektare. Kita berharap dengan berbagai bantuan yang kita berikan seperti pupuk cair ini maka produksinya bisa mencapai 7 sampai 8 ton per hektare," pungkasnya.

Alih Fungsi

Sebelumnya, Pemerintah Kendari meminta warga khususnya petani di daerah itu tidak mengalihfungsikan lahan pertanian menjadi lahan pemukiman.

"Fakta yang ada saat ini lahan pertanian yang ada di kota itu semakin berkurang akibat alih fungsi," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kendari, Sitti Ganef.

Penurunan luas lahan pertanian tersebut kata dia, merupakan konsekuensi dari perkembangan Kota Kendari, banyak lahan pertanian produktif beralih fungsi untuk berbagai kepentingan pembangunan.

Sitti Ganef juga menyebutkan bahwa memproduksi padi di Kota Kendari selama tahun 2020 sebesar 2.808 ton gabah kering giling dengan rata-rata produktivitas 34,78 kuintal per hektare.

"Jumlah produksi padi tersebut berasal dari lahan tanam seluas 807 hektare milik petani yang ada di Kecamatan Baruga dan Kecamatan Mandonga," katanya.

Produksi padi tersebut berasal dari dua lokasi persawahan yakni di Amohalo Kecamatan Baruga dan Labibia Kecamatan Mandonga.

Ia mengaku, pemerintah memberi perhatian serius pada upaya pengembangan pertanian antara lain dengan pemberian bantuan berupa sarana pertanian dan bantuan pengembangan kapasitas petani.

"Kami menginginkan petani Kendari menjadi petani sukses dan cerdas, sehingga kami senantiasa memberikan tambahan pengetahuan dan pelatihan agar bisa menigkatkan kapasitas mereka," katanya.

Dikatakan, Pemkot Kendari mendorong petani untuk menanam beberapa jenis bibit unggul guna meningkatkan produksi beras.

"Kami mengarahkan semua penyuluh pertanian untuk memberikan tambahan wawasan dan keterampilan kepada petani agar pengetahuan petani bisa terus bertambah dalam hal meningkatkan produksi padi," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024